WartaBulukumba.Com - Di era Orde Baru, saat kampus merah Unhas Makassar di era 1990-an dengan atmosfer geliat pergerakan mahasiswa, dia lelaki muda slengean dengan rambut gondrong lurus terurai. Yang pernah mengalami masa muda di era itu, terutama di sepanjang Bulukumba-Sinjai, sebagian pasti mengenalnya dengan nama Ilack.
Namanya Ilack Kavalera saat sering siaran di radio kampus Swaka FM di Unhas Makassar, bersama Syamsir Anchi dan beberapa aktivis mahasiswa lainnya. Dialah Ilhamsyah, di hari-hari ini, orang-orang di Bulukumba-Sinjai hingga berbagai daerah lainnya di Sulsel mengakrabinya dengan sebutan Ustadz Ilack atau Ustadz Ilhamsyah.
Kini dia lelaki berjubah putih dengan sorban putih senantiasa setia memeluk rambutnya, membungkus pula gagasan-gagasan segar yang kerap ditimpali dalil-dalil agama Islam. Ilhamsyah, namanya.
Pada tiap tatapannya, ada kedalaman yang menghunjam hati siapa pun yang bertemu dengannya. Wajahnya, sebuah kanvas emosi yang begitu mengesankan, dihiasi oleh janggut yang terpelihara dengan rapi, mencerminkan kebijaksanaan dan ketenangan.
Kesan itu kembali terhampar dalam bincang-bincang santai dengan Ilhamsyah ketika bertemu dengan beberapa awak media di Kedai Rira Desert, yang terletak di kampus Unhas Tamalanrea, pada hari Ahad, tanggal 27 Agustus 2023.
Yang juga menarik perhatian adalah celana cingkrang yang ia kenakan dengan penuh kebanggaan. Senyumnya yang khas masih seperti dahulu. Tak berubah. Terkecuali kerutan-kerutan di dahi dan wajahnya yang kian menegaskan perjalanan usia dan pengalamannya, termasuk pengembaraan dalam ilmu agama.
"Keadaan yang diiringi ridha Allah membuat segala rintangan terasa seperti embusan angin yang lembut, dan jalan hidup terbuka begitu luas. Semua itu akan datang dengan sendirinya," ujar Ilhamsyah.
Baca Juga: Menakar peluang 8 kandidat cawapres di bursa Pilpres 2024! Siapa terkuat?