Berebut suara NU di Pilpres 2024: Muhaimin Iskandar tidak memiliki pengaruh yang signifikan?

- 6 September 2023, 18:15 WIB
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dikerubungi wartawan paswa deklarasi.
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dikerubungi wartawan paswa deklarasi. /@aniesbaswedan

WartaBulukumba.Com - Kedua tokoh ini tetiba menyatu dalam sebuah paket tak terduga di Pilpres 2024. Muhaimin Iskandar memiliki senyum hangat. Tubuhnya mungil tetapi berbicara dengan penuh keberanian. Sementara itu, Anies Baswedan memiliki rambut hitam yang rapi dan mata tajam yang selalu penuh semangat. Wajahnya tegas, dengan dagu kuat dan senyum percaya diri. Tubuhnya tinggi, berdiri tegap dengan sikap yang mencerminkan keyakinan.

Namun meruyak beberapa analisa bahwa Muhaimin Iskandar tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan elektabilitas Anies Baswedan di basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU), terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yang merupakan basis massa NU.

Pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) justru dinilai memiliki lebih banyak tantangan daripada mendukung satu sama lain, dengan beberapa pengamat menyebutnya sebagai "lebih banyak perjudiannya."

Baca Juga: Daerahnya masuk 10 besar rawan politik uang se-Indonesia, Caleg DPR RI asal Bulukumba: 'Sessajaki'

Cak Imin Tidak Merasa Membawa-bawa Nama NU

Anies Baswedan perlu mendapatkan dukungan yang kuat dari pemilih NU, yang dikenal sebagai Nahdliyin, untuk mengamankan suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, popularitas Anies di daerah mayoritas anggota NU tersebut rendah, menurut hasil beberapa survei.

Untuk meningkatkannya, Anies membutuhkan dukungan Muhaimin Iskandar. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa tidak semua warga NU memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin oleh Cak Imin. Oleh karena itu, tantangan terbesar bagi pasangan AMIN adalah mengubah suara pemilih NU yang pada pemilu sebelumnya tidak secara konsisten mendukung PKB.

Semakin menarik ketika Cak Imin mengaku tidak merasa membawa-bawa nama Nahdatul Ulama (NU) dalam Pilpres 2024.

"Saya tidak pernah bawa-bawa itu. Saya gak pernah bawa-bawa PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulam)," tegas Cak Imin di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com pada Rabu, 6 September 2023.

Baca Juga: Ilhamsyah, Bulukumba-Sinjai dan gagasan 'Parlemen Santri'

Menurut Cak Imin sejak lahir masyarakat tahu jika dirinya bagian dari NU. "Tapi saya dari lahir sampai sekarang orang tahu saya adalah NU," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sempat menyinggung mengenai politik praktis. Dia meminta para Capres dan Cawapres tidak membawa-bawa nama NU dalam Pilpres 2024.

Bahkan dia menyebutkan, secara struktural tidak ada pengurus NU maupun kiai-kiai NU yang menyatakan dukungan terhadap capres-cawapres tertentu.

"Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon yang mengatasnamakan (NU), kredibilitasnya atas nama perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU," kata Gus Yahya.

Baca Juga: Bergerak karena Panggilan Allah untuk Dapil V Bulukumba-Sinjai: Ilhamsyah bertekad bentuk 'Parlemen Santri'

"Kalau ada klaim kiai-kiai NU merestui, itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden," katanya.

Cak Imin Dipanggil KPK

Di tengah panasnya suhu politik Tanah Air, muncul kabar mengejutkan soal Cak Imin dipanggil KPK. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI Mahfud MD menanggapi pemanggilan Muhaimin Iskandar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menurutnya bukan politisasi hukum.

Menkopolhukam meyakini pemanggilan itu adalah prosedur hukum biasa untuk melengkapi informasi atas pengusutan kasus korupsi yang ditangani oleh KPK.

“Menurut saya, itu bukan politisasi hukum. Kita berpendirian bahwa tidak boleh hukum dijadikan alat untuk tekanan politik. Dalam kasus pemanggilan Muhaimin oleh KPK, saya meyakini itu permintaan keterangan biasa atas kasus yang sudah lama berproses. Muhaimin tidak dipanggil sebagai tersangka, tetap (dia) diminta keterangannya untuk melengkapi informasi atas kasus yang sedang berlangsung,” jelas Mahfud MD di Jakarta pada Selasa kemarin, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Surya Paloh menyuarakan keraguan terhadap hasil survei: Anies Baswedan di urutan ketiga

Dia membeberkan bahwa hal yang sama pun pernah dialaminya saat itu pernah dipanggil oleh KPK untuk kasus korupsi Akil Mochtar, eks ketua Mahkamah Konstitusi.

Kemana Suara Akar Rumput?

Ke mana suara akar rumput? Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres dan cawapres ditanggapi berbeda oleh para kyai dan warga NU yang berada di Madura, Jawa Timur. Menurut laporan wartawan Ahmad Musthofa Azany di Madura, warga NU yang menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai patron cenderung mengikuti arah dukungannya.

“Kalau atas nama organisasi, NU itu netral, tidak ada mengatakan apa-apa. Tapi atas nama pribadi warga, [duet Anies-Muhaimin] itu sangat baik menurut saya… Banyak teman-teman saya di Madura juga oke lah sama duet Muhaimin dan Anies,” kata Kyai Haji Nuruddin, wakil ketua tanfidziyah Pengurus Cabang NU Sampang, yang mengaku kaget dengan pencalonan AMIN. Dia yakin pencalonan Anies-Muhaimin akan menambah suara Cak Imin di Madura.

Menurut Kyai Nuruddin, keduanya juga akan menimbulkan dampak positif berupa penambahan “medan dakwah”.

Baca Juga: Mulawarman siap memperjuangkan suara kaum milenial Bulukumba

Respons berbeda datang dari Kyai Haji Itqon Busyiri, ketua Pengurus Cabang NU Sampang. Sikapnya seperti Pengurus Besar NU (PBNU), yang tidak secara gamblang mendukung tokoh NU tertentu yang bertarung dalam kontestasi politik. “Rahasia dong, karena saya kan ditokohkan oleh warga NU. Kalau saya menentukan pilihan atau vulgar [mengumbar] pilihan, nanti ada perbedaan di antara teman-teman kita, kita memberikan pilihan bebas lah,” kata Kyai Itqon. Dia mengatakan belum ada warga yang menyampaikan respons terhadap duet Anies-Muhaimin, begitu juga dengan para kyai.

“Kalau nggak komen, sementara ini kiai-kiai diam, berarti setuju. Cuma politik belum tentu. Besok lusa bisa ada perubahan dan seterusnya,” ujarnya. Kyai Itqon mengatakan pihaknya masih menunggu bagaimana keputusan akhir. Dia mengingatkan bahwa dalam pilpres sebelumnya Mahfud MD yang digadang-gadang bakal menjadi cawapres Joko Widodo digantikan oleh Ma’ruf Amin di detik-detik pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). “Untuk saat ini saya mau tetap satu arah untuk Anies Baswedan karena memang kita lihat potensi dan juga kita melanjutkan tradisi guru menjadi presiden seperti Gusdur sebelumnya,” kata Ali kepada wartawan Ahmad Musthofa Azany yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Pasangan Anies Baswedan-Cak Imin Dinilai Kontraproduktif

Selain masalah elektabilitas, pasangan AMIN juga dianggap "kontraproduktif" oleh beberapa pengamat politik karena dalam Koalisi Perubahan yang mereka dukung, terdapat dua partai politik Islam yang berbeda: PKB yang moderat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap lebih konservatif. Perbedaan dalam jenis keberislaman antara NU dan Anies Baswedan yang didukung oleh PKS juga menjadi salah satu faktor konflik.

Hasil survei menunjukkan bahwa suara pemilih NU tidak sepenuhnya terikat pada PKB. Bahkan PKB hanya mendapatkan sekitar 9,6% suara pemilih NU pada pemilu sebelumnya, dan tidak semuanya memilih Muhaimin Iskandar sebagai pemimpin mereka.

Dalam konteks ini, Muhaimin Iskandar perlu bekerja keras untuk mengkonversi suara pemilih PKB dan suara NU yang pada umumnya moderat menjadi dukungan yang signifikan untuk pasangan AMIN. Jika berhasil, pasangan ini memiliki potensi untuk menjadi pilihan yang kuat di mata pemilih NU.

Namun, beberapa pengamat menganggap bahwa strategi pasangan AMIN tidak cukup untuk mengatasi tantangan elektoral yang mereka hadapi. Terdapat perbedaan dalam preferensi pemilih NU, dan banyak pemilih NU tampaknya lebih memilih kandidat yang bukan berasal dari PKB. Oleh karena itu, masalah elektabilitas pasangan AMIN tidak sepenuhnya terpecahkan, dan mereka masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam upaya mendapatkan dukungan lebih lanjut dari pemilih NU.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah