Dalam konteks ini, Muhaimin Iskandar perlu bekerja keras untuk mengkonversi suara pemilih PKB dan suara NU yang pada umumnya moderat menjadi dukungan yang signifikan untuk pasangan AMIN. Jika berhasil, pasangan ini memiliki potensi untuk menjadi pilihan yang kuat di mata pemilih NU.
Namun, beberapa pengamat menganggap bahwa strategi pasangan AMIN tidak cukup untuk mengatasi tantangan elektoral yang mereka hadapi. Terdapat perbedaan dalam preferensi pemilih NU, dan banyak pemilih NU tampaknya lebih memilih kandidat yang bukan berasal dari PKB. Oleh karena itu, masalah elektabilitas pasangan AMIN tidak sepenuhnya terpecahkan, dan mereka masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam upaya mendapatkan dukungan lebih lanjut dari pemilih NU.***