Network
WartaBulukumba.Com - Larik cahaya senja meluncur turun ke lekuk-lekuk bebukitan dan hamparan persawahan yang mengitari Desa Salassae, saat tujuh mahasiswa Polbangtan Gowa terlihat sedang menikmati jeda di Balai Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS).
Tujuh mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Kabupaten Gowa ini sedang tidak sekadar menjadi penghuni sementara di desa ini, melainkan 'ngampus' menimba ilmu dalam kebersamaan, merangkai pengalaman di bawah naungan Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS). KSPS, sebuah 'laboratorium hidup' untuk belajar langsung pertanian alami yang juga lazim dikenal natural farming.
Tak sebatas sekadar kesempatan magang, tiga bulan menjadi tonggak bagi tujuh pribadi dari berbagai penjuru, mereka datang dengan impian yang sama, namun dengan latar belakang yang berbeda.
Betah dengan suasana dan kehidupan di Desa Salassae
Salah satu mahasiswa, Andi Ezadarul Aljalal, dari Kelurahan Tanah Jaya di Kecamatan Kajang, mengatakan bahwa dia dan teman-temannya sangat betah di desa ini.
"Betah dengan suasananya, keramahan warga, dan yang pasti, kami banyak menimba ilmu secara langsung di sini, langsung dari para petani," tuturnya kepada kontributor WartaBulukumba.Com, Sri Puswandi, pada Jumat, 8 Desember 2023.
Temannya bernama Ainul Mujahid, yang berasal dari Lingkungan Babara di Kabupaten Sinjai Selatan, tetangga terdekat Kabupaten Bulukumba. Di sampingnya, gadis bernama Annisa Amalia Amin, dari Desa Swatani di Bulukumba, menawarkan warna cerita yang berakar dalam budaya lokal yang kaya.
Bersama mereka, ada Syahrir Munawir, datang melintasi lautan dari tempat tumbuhnya di Desa Polebunging di Kepulauan Selayar.
