WartaBulukumba.Com - Malam menegangkan di Abdullah bin Khalifa Stadium. Cahaya sorot meruah dan sorakan yang meluap dari tribun, menjadi saksi epik yang terukir. Iran dan Suriah, akhirnya harus tos-tosan dalam drama adu penalti.
Sebelumnya, permainan mengalir dengan irama yang cepat, penuh strategi dan taktik. Iran, dengan percaya diri, menguasai bola sejak awal, mencoba menembus benteng pertahanan Suriah yang terorganisir rapi.
Pada menit ke-32, sebuah momen penting terjadi ketika Taremi terjatuh di kotak penalti, memberikan Iran keunggulan pertama melalui eksekusi penalti yang sempurna.
Baca Juga: Mengenal Suwon FC klub baru Pratama Arhan
Suriah tampil agresif
Namun, drama belum berakhir. Suriah bangkit, menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka berhasil mendapatkan penalti pada menit ke-59, yang berhasil dikonversi oleh Khribin menjadi gol, menyamakan kedudukan.
Di babak kedua, Suriah tampil lebih menyerang dan agresif. Namun, masih kesulitan menembus pertahanan Iran. Justru Iran hampir mencetak gol melalui Sardar Azmoun pada menit ke-51. Ia mendapat umpan terobosan Azmoun, tetapi bola sepakannya masih bisa diblok kiper.
Suriah mendapatkan peluang emas untuk menyamakan kedudukan setelah wasit menunjuk titik putih pada menit ke-59 setelah Suriah membuat kiper Iran melanggar Sabbag di kotak penalti.
Baca Juga: Thom Haye blak-blakan ingin ikut membela Timnas Indonesia
Eksekusi penalti Omar Khribin sukses mengecoh kiper Iran hingga kedudukan menjadi imbang 1-1. Iran kemudian coba mencari gol kemenangan. Namun, mereka malah harus kehilangan Mehdi Taremi pada menit ke-90.
Ia melanggar lawan yang akan melakukan serangan balik dan hasilnya ia mendapat kartu kuning kedua. Pada akhirnya tidak ada gol tercipta di sisa babak kedua ini. Laga harus dilanjutkan ke babak extra time. Di babak ini, Iran mencoba mengontrol jalannya laga.
Mereka berusaha menahan bola selama mungkin. Sayangnya mereka kesulitan untuk bisa menebus pertahanan Suriah. Akhirnya tidak ada gol tercipta di babak pertama.
Baca Juga: Pemain Argentina Papu Gomez bantah pakai doping
Pertandingan pun berlanjut, penuh ketegangan, hingga akhirnya harus diputuskan melalui adu penalti.
Adu penalti, sebuah babak yang sering diibaratkan sebagai roulette sepakbola, di mana nasib dan keberanian menjadi kunci.
Para pemain Iran dan Suriah, dengan napas yang terengah-engah dan hati yang berdebar, mengambil posisi. Setiap tendangan menjadi catatan sejarah, setiap tangkapan kiper menjadi pahlawan bagi negaranya.
Di tengah drama ini, Iran menunjukkan ketenangan yang luar biasa. Mereka berhasil mengeksekusi semua penalti dengan sempurna, sedangkan Suriah harus menerima kenyataan pahit ketika salah satu eksekutornya gagal.
Iran memastikan langkahnya ke perempat final, membawa harapan dan gairah baru bagi para penggemarnya, sementara Suriah, dengan kepala tegak, harus mengakui keunggulan lawan.***