Indonesia vs Australia, mengintip kekuatan Tim Kanguru

26 Januari 2024, 21:33 WIB
Australia akan menjadi lawan timnas Indonesia di babak 16 besar Piala Asia 2023. /Tanjungpinang.Pikiran-Rakyat./Socceroos.com.au

WartaBulukumba.Com - Di Australia, sepak bola berakar di mana setiap sontekan dan umpan adalah layaknya boomerang, kembali dengan kekuatan dan ketepatan. Suara suporter mereka menggema seperti teriakan di padang Outback. Pemain-pemainnya seperti kanguru yang tangkas, menari layaknya bayangan di padang Uluru saat senja. Bagaimana sebenarnya kekuatan Australia?

Laga Indonesia vs Australia tentu sangat sengit, karena ini di babak 16 besar dan akan dinanti di Stadion Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada hari Ahad, 28 Januari 2024, pukul 18.30 WIB​​​​.

Australia lolos ke babak 16 besar sebagai pemuncak Grup B. Mereka mencatatkan kemenangan 2-0 atas India dan 1-0 atas Suriah, serta bermain imbang 1-1 melawan Uzbekistan di pertandingan terakhir mereka di fase grup. Hasil-hasil ini mengantarkan Australia ke posisi yang kuat, meskipun mereka juga mendapat kritik di negaranya sendiri karena kurangnya strategi ofensif yang substantif.

Baca Juga: Thom Haye blak-blakan ingin ikut membela Timnas Indonesia

Pemain Australia tidak tajam di depan gawang lawan

Pelatih Australia, Graham Arnold, telah menanggapi kritikan tersebut dengan menekankan bahwa pemain-pemainnya saat ini tidak menunjukkan ketajaman yang diharapkan di depan gawang lawan​​.

Jackson Irvine, pemain Australia yang bermain di Liga Jerman St. Pauli, menunjukkan antusiasmenya untuk pertandingan melawan Timnas Indonesia, menyatakan bahwa ini akan menjadi pertandingan yang menarik melawan tim yang memiliki gaya bermain berbeda dan selalu mampu mencetak gol. Irvine juga mengakui bahwa Timnas Indonesia akan menjadi tantangan yang sulit bagi Australia​​.

Susunan dan formasi pemain Australia untuk pertandingan tersebut belum dipublikasikan secara spesifik. Namun, berdasarkan performa mereka di fase grup, bisa diharapkan bahwa mereka akan menampilkan strategi yang mengandalkan kekuatan para pemainnya yang bermain di liga-liga Eropa dan memanfaatkan kesempatan dari umpan silang serta situasi bola mati.

Baca Juga: Pemain Ajax Amsterdam berdarah Maluku ini mengaku kagum pada sepak bola Indonesia

Irvine tak sabar menghadapi Timnas Indonesia

Irvine mengaku dirinya tak sabar untuk bertanding menghadapi Timnas Indonesia.

“Sangat senang bermain melawan tim yang berbeda, lawan baru, sepak bola yang sangat berbeda, dan akan sangat menarik,” kata mantan gelandang Celtic dan Hull City tersebut dikutip dari Daily Mail.

“Saya sangat menantikannya,” tutur pemain yang kini berlaga di Divisi Dua Bundesliga.

Kendati demikian, Irvine merasa yakin Timnas Indonesia akan memberikan bahaya untuk Australia. Irvine bahkan meyakini akan menghadapi laga sulit menghadapi tim yang selalu mampu mencetak gol.

Baca Juga: Mengenal Suwon FC klub baru Pratama Arhan

Australia dominan di Grup B

 

Dalam ajang Piala Asia 2023, Australia tampil dengan prestasi yang hampir sempurna. Dengan julukan The Socceroos, mereka dominan di Grup B, mencatatkan prestasi yang tak terkalahkan - dua kemenangan dan satu hasil imbang. Kemenangan atas India dengan skor 2-0 dan Suriah 1-0, ditambah hasil imbang 1-1 melawan Uzbekistan, menandai kekuatan mereka di ajang ini.

Secara agregat, Australia menunjukkan kekuatan ofensif dengan mencetak gol di setiap pertandingan penyisihan grup, membawa mereka ke keunggulan agregat +3. Di panggung dunia, mereka menempati posisi 25 dalam ranking FIFA, sebuah posisi yang mengesankan mengingat mereka berada di bawah beberapa kekuatan sepak bola Asia seperti Jepang, Iran, dan Korea Selatan, sedangkan Indonesia berada jauh di posisi 142.

Pelatih Graham Arnold mengandalkan sebagian besar pemain yang berkarier di liga Eropa, dengan 21 dari 26 pemain skuadnya bermain di liga-liga ternama Eropa, sementara 5 lainnya bermain di liga domestik Australia. Terdapat enam pemain yang memperkuat klub di Liga 2 Inggris, termasuk Kusini Yengi di Porstmouth FC dan Harry Souttar di Leicester City, serta beberapa lainnya tersebar di liga-liga di Skotlandia, Jerman, dan Arab Saudi.

Pemain terkemuka mereka, Jackson Irvine dari klub Jerman St Pauli, saat ini memimpin sebagai top skor sementara dengan dua gol. Dalam pertandingan penyisihan, Arnold menampilkan fleksibilitas taktis. Dia memulai dengan formasi 4-4-2 melawan India, yang sekarang jarang digunakan dalam sepak bola modern, kemudian beralih ke 4-3-3 melawan Suriah dan Uzbekistan. Formasi ini terbukti cukup efektif, meski hanya menghasilkan satu gol dalam pertandingan melawan Suriah.

Di lini depan, Kusini Yengi selalu menjadi pilihan utama Arnold, sementara Jackson Irvine dan Riley McGree mengisi posisi sayap kiri dan kanan. Kedua pemain ini menunjukkan keberbahayaan, terutama Irvine yang sukses mencetak gol dalam dua pertandingan Australia.

Gaya permainan Australia, tidak menerapkan pressing ketat seperti yang dilakukan Jepang saat melawan Indonesia. Mereka cenderung membiarkan pemain belakang atau tengah lawan mengontrol bola di lapangan tengah sambil menjaga formasi yang kompak.

Australia melaju ke fase knock out setelah menjadi juara Grup B dengan torehan tujuh poin, hasil dua kali menang dan sekali kalah.

Sejarah baru Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia juga mencetak sejarah dengan melenggang ke 16 besar Piala Asia. Sekjen PSSI Yunus Nusi menyambut positif hasil ini. Lolosnya Indonesia berkat hasil imbang Kirgizstan dan Oman dengan skor 1-1, pada laga terakhir Grup F, Kamis 25 Januari 2024.

"PSSI sangat bersyukur timnas kita bisa mencetak sejarah lolos ke babak 16 besar Piala Asia. Ini menjadi prestasi terbaik bagi sepak bola Indonesia dan tentunya PSSI sangat berterima kasih dengan kinerja Shin Tae-yong, pemain, dan ofisial timnas," kata Yunus, dikutip dari laman Pssi.org pada Jumat, 26 Januari 2024..

Dia berharap seluruh masyarakat Indonesia terus memberikan dukungan saat berjuang di babak 16 besar.

"Kami berharap timnas Indonesia bisa mengatasi Australia. Mari kita bersama- sama memberikan dukungan kepada skuad Garuda untuk kembali mengukir prestasi terbaik di Piala Asia," harap Yunus Nusi.

Dalam lembaran sejarah, Indonesia telah empat kali berpartisipasi di Piala Asia, yaitu pada 1996 di Uni Emirat Arab, 2000 di Lebanon, 2004 di Tiongkok, dan terakhir 2007 di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam (tuan rumah bersama).

Selama empat kali mengikuti Piala Asia tersebut, Indonesia belum dapat memberikan prestasi yang membanggakan karena selalu kalah di fase grup.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler