Puncak musim kemarau di Indonesia pada 2024: 61 persen di bawah normal

- 4 April 2024, 02:39 WIB
Ilustrasi kemarau.
Ilustrasi kemarau. /Pixabay/Fitschen /

WartaBulukumba.Com - Hijau subur akan kembali menjadi ladang-ladang yang meranggas. Sungai-sungai yang riang dengan alirannya mungkin akan kembali berbisik lemah di antara batu-batu yang tersingkap. Musim kemarau akan segera menyapa Indonesia di tahun 2024.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia pada tahun 2024 telah mengeluarkan prediksi tentang puncak musim kemarau yang terjadi pada bulan Juli dan Agustus.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau kali ini diprediksi akan lebih keras dan mundur dari jadwal biasanya.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia akan impor beras 22.500 ton dari Kamboja

Kemarau di Indonesia lebih lambat 

Prediksi ini bukan hanya sekadar angka dan grafik, tetapi juga sebagai peringatan bagi jutaan penduduk di berbagai pulau yang harus mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang akan datang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia pada tahun 2024 akan terjadi lebih lambat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut perkiraannya, puncak musim kemarau di tahun 2024 akan jatuh pada bulan Juli dan Agustus.

Baca Juga: Cara mengatasi masalah dalam pendataan non ASN 2024

Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor BMKG di Kemayoran, Jakarta pada tanggal 15 Maret 2024.

"Berdasarkan perbandingan dengan rata-rata klimatologis periode 1991-2020, awal musim kemarau di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mengalami penundaan di 282 Zona Musim (ZOM) atau 40%, sama di 175 ZOM atau 25%, dan lebih awal di 105 ZOM atau 15%," urai Dwikorita Karnawati, dikutip dari laman Bmkg.go.id.

Ia menambahkan bahwa area dengan prediksi penundaan awal musim kemarau meliputi sebagian Sumatra Utara, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan sebagian Maluku.

Baca Juga: 58 Tahun Pikiran Rakyat: Tetap jadi bagian penyulut api perubahan

Ada wilayah di bawah normal

Dia juga mencatat bahwa, dibandingkan dengan rata-rata klimatologis, musim kemarau 2024 secara umum diprediksi akan normal atau di atas normal, dengan 359 ZOM (51,36%) dan 279 ZOM (39,91%) masing-masing. Akan tetapi, ada 61 ZOM (8,73%) yang diprediksi akan mengalami musim kemarau di bawah normal.

Wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di bawah normal termasuk sebagian kecil Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan sebagian Sulawesi, serta wilayah lain.

Di sisi lain, wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau di atas normal termasuk sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, dan sebagian besar Papua Selatan.

Dwikorita juga menyinggung bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, sebanyak 317 ZOM (45,61%), akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024, mencakup sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Sementara itu, beberapa wilayah akan mengalami puncak pada Juli 2024 dan September 2024.

Fenomena El Nino

Menanggapi fenomena El Niño, Dwikorita menginformasikan bahwa hingga awal Maret 2024, pemantauan menunjukkan bahwa El Niño moderat masih berlangsung dengan indeks 1,59, tetapi diperkirakan akan bergerak menuju kondisi netral pada Mei hingga Juli 2024.

Selanjutnya, fenomena tersebut berpotensi berubah menjadi La Niña Lemah setelah triwulan ketiga. Untuk Samudra Hindia, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) diperkirakan netral setidaknya hingga September 2024.

Sedangkan suhu permukaan laut di Indonesia diperkirakan lebih hangat, dengan kisaran suhu +0.5 hingga +2.0 derajat Celsius di atas normal.

Rekomendasi BMKG untuk pemerintah dan masyarakat

Dalam kesempatan yang sama, Dwikorita juga memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah dan masyarakat untuk menghadapi musim kemarau 2024.

Ia mengimbau agar kementerian, lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat umum lebih siap dan antisipatif, terutama di wilayah yang mengalami musim kemarau di bawah normal.

Rekomendasinya mencakup optimalisasi penyimpanan air di akhir musim hujan untuk mengisi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, serta memanen air hujan.

Untuk wilayah dengan prediksi musim kemarau di atas normal, antisipasi diperlukan untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah