Romo Benny: Buzzer lahir dari Literasi yang lemah

- 14 Februari 2021, 13:14 WIB
Ilustrasi buzzer.
Ilustrasi buzzer. /Unsplash.com/NordWood

WartaBulukumba - Fenomena buzzer mewarnai jagad perpolitikan di Indonesia sejak lima tahun terakhir.

Berbagai kalangan menyoroti fenomena buzzer yang menjadi virus perusak tatanan kehidupan demokrasi, keberagaman dan kebersamaan sebagai bangsa.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo angkat bicara bahwa fenomena buzzer akan terus terjadi selama pendidikan literasi lemah, pendidikan kritis lemah, dan tidak ada etika dalam hal penggunaan media sosial.

Baca Juga: Pengaruh Buruk Mikroplastik di Lahan Pertanian, ini Fakta-faktanya

“Hal ini terjadi karena salah satunya kesadaran politik etis enggak ada,” tegas pria yang akrab disapa Romo Benny dalam keterangan tertulisnya, Ahad 14 Februari 2021.

Meski demikian, Romo Benny mendorong bagaimana buzzer sebagai medium bisa digunakan untuk menjual sebuah gagasan sehingga yang terjadi di ruang publik adalah adu gagasan.

Romo Benny mengingatkan jangan sampai orang-orang yang punya gagasan dan memiliki kemampuan, tidak bisa berperan di dalam ruang publik.

Baca Juga: Bagi yang menolak Vaksinasi Covid-19, ini sederet Sanksinya

Lebih lanjut, Romo Benny berharap para propaganda tidak lagi bicara hal yang negatif, tetapi berbicara hal yang positif, bangsa dan dan negara, kemajemukan, dan keberagaman.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x