Network
WartaBulukumba.Com - Ikat kepala mereka berwarna merah. Dilengkapi kafiyeh, dengan wajah tertutup kecuali sorot mata tajam seperti mata elang. Palestina dengan perlawanan bersenjata terhadap Zionis tidak hanya diwarnai mujahidin dari milisi Islam. Buktinya, inilah Brigade Abu Ali Mustafa, faksi perlawanan di Palestina yang berhaluan Marxis-Leninisme!
Sebuah video latihan bersama yang pernah diulas BBC pada Oktober lalu antara lima milisi memberikan bukti kuat bahwa Brigade Abu Ali Mustafa adalah salah satu di antara sedikitnya lima milisi di Palestina yang bergabung dengan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dalam operasi "Taufan Al Aqsa" 7 Oktober. Hari ini pun, mereka termasuk di antara sekitar 10 milisi yang berjibaku menggempur pasukan Zionis dalam perang di Gaza dan Tepi Barat.
Brigade Abu Ali Mustafa adalah sayap bersenjata dari Front Persatuan Rakyat Marxis-Leninis untuk Pembebasan Palestina atau Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) di wilayah Palestina yang mencakup Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.
Kita juga bisa menemukan 'kembaran' Abu Ubaidah dalam milisi ini. Abu Jamal adalah nama samaran dari seorang komandan militan Palestina yang menjadi juru bicara Brigade Abu Ali Mustafa.
Baca Juga: Orang ini adalah salah satu alasan Indonesia harus mendukung kemerdekaan Palestina
Rekomendasi literatur untuk memahami lebih dalam Brigade Abu Ali Mustafa
Buku "The Making of a Human Bomb: An Ethnography of Palestinian Resistance" yang ditulis Nasser Abufarha, terbit tahun 2009 oleh Duke University Press, sedikit banyaknya bisa mengungkap jejak pergerakan kelompok ini melawan penjajahan Zionis.
Lantas seberapa tangguh mereka? Kita bisa menelusurinya dalam referensi dokumen "CIA World Factbook 2022-2023" yang diterbitkan Central Intelligence Agency (CIA) sedikitnya bisa memberikan gambaran data tentang kemampuan militer Brigade Abu Ali Mustafa.
Dinamika politik di Palestina yang melibatkan PFLP bisa kita cermati dalam buku "The Palestinian Left and Its Decline: Loyal Opposition" yang ditulis Francesco Saverio Leopardi, diterbitkan tahun 2020 oleh Springer Nature Singapore.
