Benarkah Socotra yang disebut 'Pulau Alien' adalah tempat Dajjal dirantai saat ini?

- 5 Februari 2023, 08:42 WIB
Pulau ‘Alien’ Socotra
Pulau ‘Alien’ Socotra /Instagram @friendsofsocotra

Dua ulama kontemporer berkata bahwa Dajal adalah bani Adam, dia butuh makan, minum dan lainnya, oleh karena itu ia akan dan bisa dibunuh oleh Nabi Isa.

Keluarga Dajjal, ayah, ibu, kakek dan nenek moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak.  Dajjal dikisahkan tidak memiliki keturunan atau mandul.

Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang kemudian hari menjadi kota besar pada masa Nabi Daud dan setelahnya.

Perkiraan pada zaman Nabi Musa AS. (1500 SM - Akhir Zaman) Lahir di Negeri Samirah kota kecil di Palestina, dari keturunan nenek moyang penyembah berhala patung sapi betina.

Ayah Ibu dajal itu melewati perkawinannya selama 30 tahun tanpa melahirkan satu anak pun,kemudian lahirlah anak laki-laki yang buta sebelah matanya. Ia menjadi seorang paling berbahaya & paling sedikit manfaatnya. Kedua matanya tidur, tetapi hatinya tetap terjaga. Seperti di tulis pada manuskrip di atas bebatuan di kota Irbid di kerajaan Yordania.

Masa kecil Dajal semenjak umur 4 tahun dirasuki jin setan ' jinni mutasyathan' penjelmaan patung sapi betina.

Disebutkan sebagai A'jubah as-Samirah (keajaiban Samirah). Menurut Hakim penguasa negeri kala itu, anak laki-laki aneh itu dirasuki setan. Berita disebarkan luaskan ke berbagai penjuru dunia. Sang hakim meminta bantuan tukang sihir dan para dukun seluruh dunia untuk mengeluarkan setan dari tubuhnya, yang menurutnya setan akan menggoncangkan singgasana atau 'Arsy Tuhan.

Tinggallah anak ajaib itu dalam pengawasan dan pemeliharaan hakim di istananya. Selama satu tahun di istana terjadilah peringatan Tuhan kepada mereka, karena mereka melakukan zina dan liwath (homoseksualitas) seperti orang orang Sadum dan Amurah.

Allah memerintahkan Jibril untuk memendam mereka ke dalam bumi seperti dilakukan atas penduduk Sadum dan Amurah, yang tersisa hanya seorang anak kecil yang berada di istana hakim.

Setelah itu Jibril ditugaskan untuk membawa anak itu ke suatu pulau yang terletak di lautan luas, disebut laut Yaman. Ia bertugas menjenguknya setiap saat sesuai dengan perintah Allah untuk menjaga dan memelihara, serta menyayanginya dengan memberi makan dan minum sampai waktu yang ditentukan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x