Network
WartaBulukumba - Bersama surat An Naas dan Al Ikhlash, surah Al Falaq juga disebut al-Mu’awwidzatain yakni surat yang menuntun pembacanya masuk kedalam "benteng perlindungan".
Lembaran Firman Allah SWT dalam surat Al Falaq terdiri dari lima ayat. Kata Al Falaq berarti yang 'terbelah' diambil dari ayat pertama.
Surah ini kerap disebut pula surah Qul A’udzu Birabbil Falaq.
Baca Juga: Perempuan melamar lelaki, bolehkah dalam Hukum Islam?
Salah satu referensi yang cukup komprehensif tentang surah Al Falaq yaitu literatur berjudul "Samudera Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, & An-Naas: Tafsir Ibnu Karsir, Imam & Jalalain" yang disusun oleh Imam Ibnu Katsir, Imam Jalaluddin Al-Mahally & As-Suyuthi, penerbit Shahih pada tahun 2015.
Buku tersebut memuat tafsir secara lengkap dan shahih dari kitab Tafsir Ibnu Katsir dan Jalalain. Plus Biografi singkat Imam Ibnu Katsir dan Imam Jalalain.
Surat Al Falaq disebut al-Mu’awwidzah al-‘Ula. Sedangkan, surat An Naas disebut al-Mu’awwidzah ats-Tsaaniyah.
Baca Juga: Keutamaan dan manfaat Surah Al Falaq, salah satunya sebagai benteng dari sihir
Surat Al Falaq dan surah An Naas juga disebut al-Muqasyqisyatain. Dua surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan.
Asbabun nuzul surat Al-Falaq ini, kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dengan ‘ain. Yakni, pandangan mata yang merusak atau membinasakan.
Ada kepercayaan tertentu bahwa mata melalui pandangannya bisa membinasakan. Dan memang ada orang-orang tertentu yang matanya demikian.
Baca Juga: Asmaul Husna, 99 Nama Allah SWT yang Indah lengkap dengan artinya
Allah SWT menurunkan dan mengajarkan surah Al Falaq dan An Naas kepada Rasulullah SAW untuk membentengi dirinya.
Asbabun nuzul inilah yang menjadi rujukan pendapat bahwa surat Al Falaq termasuk dalam Makkiyah atau sura-surah yang turun di kota Makkah.
Diriwayatkan bahwa Lubaid bin A’sham menyerang Rasulullah SAW dengan sihir.
Lubaid menggunakan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontok ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau, serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum.
Baca Juga: Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura, tata cara dan keutamaannya
Kemudian Allah SWT menurunkan Ssurah Al Falaq dan An Naas.
Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan.
Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Namun riwayat ini ditolak Ibnu Katsir.
Baca Juga: Muhammad Qasim Dreams Part 2, Indonesia and Malaysia allied with Pakistan in World War 3
Setidaknya ada tiga pendapat mengenai apakah Rasulullah SAW pernah disihir?
Pendapat pertama menyatakan bahwa sihir yang dialami oleh Rasulullah SAW adalah semacam penyakit.
Dalam kitabnya Zaad al-Ma’ad, Ibnu Al-Qayyim mengatakan, "Sihir yang menimpa Nabi SAW adalah bentuk dari sakit-sakit pada umumnya yang Allah sembuhkan, tidak mengurangi dan membuat cacat kemuliaannya, karena pada dasarnya sakit boleh saja menimpa para nabi termasuk pingsan, Nabi SAW pernah pingsan ketika sakit.”
Baca Juga: Alien sudah dijelaskan sejak 14 abad lalu dalam Al Quran
Pendapat kedua, sihir hanya mengenai fisik dan anggota tubuh. Jadi yang dikenai sihir tidak sampai pada hati, keyakinan dan pikirannya.
Pendapat tersebut dikeluarkan oleh Hakim Ayyad, dan Ibnu Hajar Al-Haytami.
Pendapat ketiga, menyatakan bahwa riwayat yang menyebutkan Nabi Muhammad SAW terkena sihir adalah tidak benar.
Baca Juga: Buku Sirah Nabawiyah gratis, cek di sini
Pendapat ini di dipegang teguh oleh kaum Muktazilah. Mereka merujuk pada firman Allah SWT dalam surah Thaha ayat 69:
"Dan lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya pesihir (belaka). Dan tidak akan menang pesihir itu, dari mana pun dia datang."***
