Panji-panji hitam pasukan Imam Mahdi sebenarnya adalah jet-jet tempur?

- 12 Mei 2021, 22:31 WIB
Ilustrasi jet tempur.
Ilustrasi jet tempur. /Pixabay/ArtTower
Kisah mimpi Ilahi yang dituturkan oleh Muhammad Qasim sebagaimana dinukil dari kedua buku tersebut, bisa kita telusuri dalam sederet kesaksiannya berikut ini:

“Allah Yang Maha Kuasa sering muncul dalam mimpiku. Saya tidak pernah melihat Allah dengan mataku dalam mimpiku. Saya hanya merasa bahwa Allah ada di Arsy al-Adhzim (Tahta Tertinggi). Dan saya mendengar suara-NYA dari balik tabir. Suara itu terkadang turun dari langit atau saya akan melihat cahaya yang luar biasa terang.”

“Dan terkadang suara yang luar biasa akan datang dari cahaya yang luar biasa. Setiap kali saya melihat cahaya Allah, mata saya menjadi terpaku. Tidak mungkin untuk menggambarkannya. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa cahaya ini adalah Allah melainkan cahaya Allah adalah versi megah cahaya yang diciptakan Allah.”
 
Baca Juga: Timbunan 'harta karun' Perang Dunia I tersimpan di Gunung Scorluzzo

“Allah jauh melampaui segalanya untuk digambarkan sebagai cahaya. Dan DIA adalah pencipta cahaya. Bahkan suara Allah juga sangat luar biasa. Suara Allah penuh dengan begitu banyak belas kasihan dan kemurnian yang jauh melampaui dugaan dalam kata-kata. Dan suara Allah dalam mimpiku jauh melampaui eksistensi manusia. Dan suaranya tidak memiliki kelemahan ataupun kehabisan nafas saat berbicara.”


“Dalam setiap mimpi, saya merasa bahwa Allah lebih dekat kepada saya daripada bagian depan otak saya dan pembuluh darah jugularis/leher saya. Allah tidak pernah berbicara denganku dengan keras. Dia juga tidak pernah meninggikan suara-NYA dengan kemarahan atau berbicara kepada saya dengan cara yang kasar. Allah selalu berbicara kepada saya dengan sangat lembut dan damai. Meskipun saya membuat banyak dosa setiap hari...”


“Allah dan Muhammad SAW tidak pernah memaksa saya untuk mengikuti ajaran mereka. Dan itulah mengapa saya mencintai Allah dan Muhammad lebih dari segalanya. Allah dan Muhammad SAW berbicara dengan saya dalam bahasa Urdu. Dan itu adalah bahasa utama saya.”
 
 
Menjawab pertanyaan kenapa Muhammad Qasim menyebarkan mimpi-mimpinya? Dalam salah satu mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim, ia menjelaskan alasan kenapa dia menyebarkan mimpinya.

"Pada bulan April 2014, Allah dan Muhammad mulai memerintahkan kepadaku dalam mimpiku untuk menyebarkan mimpi-mimpiku kepada semua orang"

Serentetan kesaksian itulah rupanya yang menjadi alasan terkuat mengapa Muhammad Qasim menyebarkan mimpi-mimpinya. Allah dan Nabi Muhammad SAW sendiri yang memerintahkan Muhammad Qasim.
 
 
Muhammad Qasim sendiri tidak mengharapkan apapun, kecuali karena perintah dari Allah dan Rasul-Nya. 
 
Muhammad Qasim tidak pernah mengaku sebagai Imam Mahdi
 
Telaah ini sangat menarik jika menukik pada fakta bahwa Muhammad Qasim tidak pernah mengaku dirinya sebagai Imam Mahdi dan justru meminta agar jangan memanggilnya Al-Mahdi, karena itu akan menambah berat tugasnya.
 

Muhammad Qasim berkata, "Pada saat aku sedang menyebarkan mimpi-mimpiku di Facebook, pada suatu malam 10 Februari 2015 aku memutuskan bahwa esok hari aku akan menghapus semua akun sosial mediaku dan aku akan meninggalkan pekerjaan ini untuk selamanya.
 
Kemudian, pada malam itu, Nabi Muhammad SAW muncul dalam mimpiku. Muhammad SAW berkata dalam suara yang sangat sedih, “Qasim, jangan berputus asa dari Rahmat Allah. Allah menolongmu, dan kau telah sangat dekat dengan takdirmu. Qasim, tunggulah sedikit lagi, Allah bersamamu.”
 
Suara dan aksen Muhammad SAW terdengar sangat luarbiasa sedih, seolah-olah beliau akan kehilangan semuanya jika aku menghentikan pekerjaanku. Aku tidak pernah sekalipun melihatnya khawatir seperti itu sebelumnya.

Sekarang aku ingin kalian membayangkan mimpi itu, hanya agar kalian memahami alasan mengapa Qasim dan orang-orang yang bersamanya sama sekali tidak peduli jika seluruh dunia menentang mereka, karena yang mereka pedulikan hanyalah Nabi Muhammad SAW mereka yang tercinta, dan ketika mereka mendengar bahwa kekasih mereka SAW menangis, kesakitan, demi Allah mereka tidak sanggup, hati mereka menangis dan ingin segera menolongnya. Mereka ingin bersamanya Rasulullah SAW di Hari Pengadilan, lebih daripada apapun di dunia ini. Qasim dan orang-orang yang bersamanya mengetahui bahwa mereka tidaklah istimewa, namun mereka hanya ingin menjadi teman Allah dan mereka mencintai Nabi Muhammad SAW di atas seluruh makhluk.

Mimpi Muhammad Qasim tentang Ghazwa Hind

Salah satu mimpi Muhammad Qasim yang paling banyak dibahas adalah tentang Presiden Amerika Serikat yang hendak menghancurkan Pakistan melalui tangan India!

Muhammad Qasim menguraikan mimpinya:

Aku melihat mimpi ini tanggal 21 Desember 2017. Dalam mimpi ini, sampai kabar kepadaku bahwa USA hendak membuat pengumuman besar. Aku pikir mungkin ini ada kaitannya dengan Palestina.

Lalu saya bilang: “Aku harus kesana dan mencari tahu!” Sebab pengumuman ini bisa jadi sangat penting bagi keselamatan para Muslim."

Aku duduk di sebuah mesin berbentuk pesawat dan pergi kesana. Presiden USA sedang duduk dalam ruangan berbentuk kantor. Beberapa orang lain juga duduk disana bersamanya. Aku masuk ke dalam dan tak seorangpun menyadariku. Tiba-tiba, Presiden USA berdiri dengan secarik kertas di tangannya.

Lalu dia bilang: “Hai, India.”

Aku pikir: “Kenapa dia mengucapkan ini?” Lalu dia tunjukkan ke semua orang kertas tadi yang membuatku kaget.

Ada satu peta Pakistan dan India yang warnanya sama tanpa garis batas antara keduanya. Lalu dia mulai menandatangani kertas itu dan mulai tertawa kencang. Dia lalu tunjukkan kertas itu ke semua orang dan terus tertawa. Sebab mulai sekarang India akan berkuasa atas Pakistan.

Aku memegang kepalaku karena kaget atas apa yang dia rencanakan. Lalu aku sadar bahwa dia tadi bilang “Hail, India” (Salut, India!) dan bukan “Hai, India”. Aku tidak bisa mempercayai rencana mereka. Aku pulang kepada orang-orang sambil berlari.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah