Kedua buku tersebut menghamparkan penjelasan detail terkait 'mimpi Ilahi' yang dialami oleh seorang pemuda Pakistan bernama Muhammad Qasim. Bukan hanya soal panji-panji hitam dan jet tempur. Lebih dari itu.
Sejauh ini belum ada ulama di seluruh dunia yang mencap mimpi Muhammad Qasim adalah mimpi yang sesat lantaran mimpi tersebut tidak ada yang menyelisihi Alquran dan haditsh sahih.
Dalam berbagai wawancara media, Muhammad Qasim bin Abdul Karim menjelaskan bahwa dirinya telah mendapatkan mimpi Ilahi ini sejak masih kecil sekitar umur 12 atau 13 tahun.
Kemudian setelah menginjak umur 17 tahun, ia terus-menerus mendapat mimpi Ilahi sampai saat ini.
Muhammad Qasim dalam salah satu kesaksiannya mengatakan:
"Aku telah melihat mimpi-mimpi ini selama lebih dari 23 tahun terakhir Allah datang ke dalam mimpiku lebih dari 500 kali dan Nabi Muhammad lebih dari 280 kali. Aku berumur sekitar 12 atau 13 tahun ketika Allah dan Nabi Muhammad keduanya datang bersamaan dalam mimpiku untuk pertama kalinya. Dan kemudian setelah itu di tahun 1993 ketika aku berumur 17 tahun, Allah dan Nabi Muhammad mulai datang secara teratur dan terus menerus dalam mimpiku. Dan sejak saat itu, Allah dan Nabi Muhammad terus datang ke dalam mimpi-mimpiku."
Baca Juga: Pertama kali dalam sejarah, inilah penampakan Hajar Aswad dalam foto berkualitas tinggi
Pertanyaan yang terbetik yaitu, bagamana Allah dan Nabi Muhammad SAW datang dalam mimpi Muhammad Qasim?
Kenapa dia menyebarkan mimpinya? Kenapa Muhammad Qasim dan teman-temannya terus-menerus menyebarkan mimpi tersebut ke seluruh dunia?
Pertanyaan terpenting adalah, benarkah mimpi-mimpi Muhammad Qasim bin Abdul Karim?
Baca Juga: Antropolog: Ponsel cerdas sekarang menjadi 'tempat kita tinggal kita'
Editor: Alfian Nawawi