Network
WartaBulukumba - Lehernya memanjang menyangga sebuah kepala yang kecil. Sepasang kakinya pun sangat panjang dan membuatnya menyerupai ayam yang canggung.
Berburu dalam kegelapan yang utuh, dia di sana menjadi penghuni gurun sekitar 70 juta tahun silam. Pada masa itu belum ada yang memberi nama wilayah tersebut sebagai Mongolia dan China Utara.
Dia dinosaurus yang tampak kurus namun penuh ancaman. Penglihatan yang sangat baik dan pendengaran yang luar biasa di malam hari sangat mendukung spesies ini menjelma sebagai predator nokturnal berukuran kecil.
Baca Juga: Danny Pomanto imbau warga Makassar salat id cukup gunakan jalanan besar
Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, para ilmuwan mengatakan pada Kamis, bahwa pemeriksaan cincin tulang yang mengelilingi pupil dan tabung tulang di dalam tengkorak yang menampung organ pendengaran menunjukkan bahwa dinosaurus ini, yang disebut Shuvuuia Deserti, memiliki kemampuan visual dan pendengaran yang mirip dengan burung hantu.
Dalam hasil penelitian yang mereka dipublikasikan dalam jurnal Science, terungkap bahwa dinosaurus predator secara keseluruhan umumnya memiliki pendengaran yang lebih baik dari rata-rata yang membantu mereka dalam pemburuan, tetapi penglihatan yang mereka memiliki hanya bisa bekerja secara optimal di siang hari.
Shuvuuia menyukai kehidupan malam dari Zaman Kapur. Lebih cenderung ke 'penampakan burung' dengan ukuran dua ekor burung pegar, berkaki dua yang beratnya kira-kira sama dengan seekor kucing rumah kecil.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo pesimis 'Pasukan Setan' TNI bisa atasi Kelompok Separatis dan Teroris Papua
Karena tidak memiliki rahang yang kuat dan gigi yang tajam seperti banyak dinosaurus karnivora, ia memiliki tengkorak yang sangat mirip burung dan bentuknya ringan serta banyak gigi kecil yang menyerupai butiran beras.
