Jelajah kue tradisional khas Bulukumba: Lumuran cinta pada dumpi eja dari Kajang

- 29 Februari 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi kue dumpi eja khas Bulukumba
Ilustrasi kue dumpi eja khas Bulukumba /Instagram.com/@ridho_konjo88

WartaBulukumba.Com - Di tengah pesona Nusantara yang memukau, permata kuliner ini membawa kita menjelajahi lintasan memori dan tradisi. Kita berbicara tentang sebuah kue tradisional dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang bernama dumpi eja, sebuah karya kuliner yang menjadi saksi akan kekayaan budaya masyarakat Kajang.

Kue yang telah melintasi zaman, dumpi eja, adalah simbol kenangan dan nostalgia, resep yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kajang. Rasanya yang manis, berpadu dengan tekstur lembut dan kenyal, seakan menceritakan kisah masa lalu yang indah dan hangat. Setiap gigitannya, membawa kenikmatan yang semakin bertambah, membawa kita pada perjalanan rasa yang tak terlupakan.

Dibuat dari bahan-bahan sederhana, beras ketan dan gula merah, dumpi eja adalah bukti bahwa kelezatan sejati tidak memerlukan kemewahan. Bahan-bahannya sederhana, namun ketika diracik dengan tangan-tangan yang penuh cinta dan kearifan, muncullah sebuah kue yang tak hanya menyenangkan lidah, tapi juga menyentuh hati.

Baca Juga: Resep kue bolu peca, Indonesian cake khas Bugis Makassar di Sulawesi Selatan yang mudah ditemukan di Bulukumba

Memiliki nilai sakral

Proses pembuatannya, yang dilakukan dengan gotong royong, bukan hanya tentang membuat kue, tapi juga tentang memelihara nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama. Pembuatan dumpi eja menjadi momen di mana komunitas berkumpul, berbagi tawa dan cerita, mengukuhkan ikatan sosial yang telah terjalin lama.

Kue ini juga sarat akan nilai-nilai sakral. Tidak heran, dumpi eja sering dihadirkan dalam berbagai hajatan dan acara adat, sebagai simbol dari berkah dan harapan baik. Dalam upacara pernikahan, misalnya, dumpi eja menjadi bagian penting, terutama bagi mereka yang masih lajang, sebagai simbol harapan untuk menemukan pasangan hidup.

Mitos dan kepercayaan yang menyelimuti kue ini, seperti kepercayaan bahwa muda-mudi yang memakannya akan segera mendapatkan jodoh, menambahkan lapisan cerita dan makna yang mendalam bagi dumpi eja.

Baca Juga: Resep kue doko doko cangkuning berbahan labu khas Sulawesi Selatan, sangat mudah ditemukan di Bulukumba

Proses pembuatan dumpi eja

Bagi Anda yang ingin mencoba membuatnya sendiri, prosesnya adalah sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran.

Mari kita mendalami resep kue dumpi eja ini, sebuah perjalanan rasa yang menggugah dan mengajak kita menyelami lebih dalam kearifan kuliner Nusantara.

Pertama-tama, beras ketan, yang telah direndam dalam waktu yang cukup, sekitar 5 hingga 10 jam, menjadi bahan utama. Proses perendaman ini bukan sekadar persiapan, tetapi juga simbol dari kesabaran dan antisipasi. Beras ketan ini kemudian ditumbuk hingga halus, sebuah langkah yang seakan berbicara tentang pentingnya ketelitian dan dedikasi dalam mengolah bahan.

Baca Juga: Barongko pisang gula merah, Indonesian cake khas Bulukumba Sulawesi Selatan

Gula merah, yang telah disisir dengan halus, menjadi pelengkap yang sempurna. Ia bukan hanya memberikan rasa manis, tetapi juga nuansa karamel yang khas, seakan mengingatkan kita pada kenangan manis masa lalu. Campuran beras ketan dan gula merah ini, ketika diaduk bersama, menciptakan harmoni rasa yang unik.

Adonan yang telah tercampur, kemudian diberi sedikit air untuk memudahkan pengadukan. Proses ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kreasi, kadang diperlukan sentuhan kecil untuk mencapai konsistensi yang ideal. Adonan yang telah menjadi kenyal dan kalis, adalah bukti dari keberhasilan kesabaran dan usaha yang telah dilakukan.

Sebagai tambahan, wijen yang dituangkan ke dalam adonan dan dibiarkan selama 12 jam, memberikan tekstur dan rasa yang menambah kekayaan kue ini. Wijen, dengan rasa khasnya, seakan memberikan karakter dan kedalaman pada dumpi eja.

Setelah adonan siap, proses penggorengan menjadi tahap akhir yang menentukan. Adonan yang digoreng hingga sempurna, membentuk kue yang tidak hanya lezat, tetapi juga memikat mata. Kue dumpi eja yang renyah dan hangat ini, ketika disajikan, menjadi saksi dari perjalanan kuliner yang telah dilalui.

Baik disantap hangat maupun dingin, dumpi eja selalu mampu menyuguhkan pengalaman rasa yang memuaskan. Setiap gigitannya adalah perayaan dari kesederhanaan yang bertransformasi menjadi kelezatan yang tak terlupakan.

Melalui proses pembuatan yang penuh filosofi, dumpi eja bukan hanya sebuah kue, tetapi juga cerita yang diceritakan melalui rasa, tekstur, dan aroma. Ia adalah warisan kuliner yang mengajarkan kita tentang nilai kesabaran, kerja keras, dan keindahan dalam kesederhanaan.**(Israwaty Samad)

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah