Pemasangan chip pada nyamuk Wolbachia! Rakyat Indonesia punya kesempatan menolak hingga 1 Desember

- 25 November 2023, 15:05 WIB
Ilustrasi nyamuk DBD
Ilustrasi nyamuk DBD / /freepik

WartaBulukumba.Com - Seketika gaduh pro dan kontra merebak di ruang publik. WHO Pandemic Treaty disebut-sebut sebagai pengendalian asing terhadap tubuh rakyat Indonesia. Bangsa ini punya kesempatan hingga 1 Desember menolak program pemasangan chip pada nyamuk Wolbachia yang direncanakan diberlakukan untuk Indonesia.

Jika benar makhluk-makhluk kecil bersayap yang mendengung itu mengantarkan kita dikendalikan sepenuhnya oleh pihak asing, penyebaran nyamuk Aedes Aegypti disuntik bakteri Wolbachia, nyamuk DBD dipasangi chip, maka kita berada di titik 'end'.

Sebelumnya, sekelompok pakar di Tanah Air mengkritik kebijakan pemerintah RI yang telah membuka pintu lebar-lebar persetujuan terhadap ‘Pandemic Treaty’. 

Baca Juga: Memiliki banyak manfaat kesehatan termasuk penawar racun! Orang Bulukumba menyebutnya buah dao

Batas waktu 1 Desember

Para pakar itu mengingatkan bahwa rakyat Indonesia hanya memiliki batas waktu hingga 1 Desember 2023 untuk melakukan gerakan penolakan terhadap proyek milik World Mosquito Program.

“Tolak WHO Pandemic Treaty mulai saat ini, karena batas waktunya sampai 1 Desember 2023,” kata pegiat media sosial, Nicho Silalahi, dikutip dari akun X @Nicho Silalahi pada Senin, 13 November 2023.

Nicho memaparkan ada situasi berbahaya sebagaimana diungkapkan para pakar, salah satu di antaranya adalah eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Kita bisa berada di bawah kekuasaan WHO!

Baca Juga: Orang Bulukumba menyebutnya kunrulu: Obat ampuh untuk demam

Pemasangan chip pada nyamuk Wolbachia

Jika pemasangan chip lewat nyamuk Wolbachia ke dalam tubuh rakyat Indonesia maka itu berarti setiap rakyat yang digigit nyamuk otomatis berada dalam pengendalian asing.

“Artinya pemasangan chip pada tubuh kita sudah di depan mata. Orang yang sudah terpasang chip akan mudah ditarget oleh nyamuk itu karena dikendalikan oleh IPT (Internet Protocol Transmisi),” ungkap Nicho.

Statement Nicho adalah reaksi terhadap viralnya sebuah video pertemuan para pakar kesehatan dari UGM, eks Menkes Siti Fadilah,Komjen Dharma Parengkuan serta peneliti senior Prof. Richard Claproth.

Baca Juga: Mudah dijumpai di Bulukumba! Ketahui sederet khasiat bunga telang

Siti Fadilah menolak keras

Siti Fadilah bersama sejumlah pakar kesehatan UGM melakukan gerakan menentang upaya penyebaran nyamuk berbahaya tersebut di Denpasar.

Sejauh ini upaya itu cukup berhasil dengan adanya penundaan penyebaran nyamuk dari Pemkot Denpasar. Sebelumnya penyebaran nyamuk wolbachia ini direncanakan disebar pada Senin, 13 November 2023 kemarin.

“Harapan banyak masyarakat, itu – nyamuk Wolbachia ditunda dulu penyebarannya. Nanti akan dilakukan apabila dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan,” kata Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dikutip dari Antara pada Senin, 13 November 2023.

Pelepasan nyamuk Wolbachia yang ditujukan untuk menangani kasus Demam Berdarah (DBD) di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng, Bali, ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.

Diwartakan BBC News Indonesia pada Kamis, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Widia, mengatakan penundaan itu diputuskan lantaran terjadi pro dan kontra di masyarakat.

Bahkan sebuah petisi yang menolak pelepasan nyamuk Wolbachia dibuat secara daring pada awal November dan sejauh ini mendapatkan dukungan 1.650 orang.

Direktur Pusat Kedokteran Tropis, dr. Riris Andono Ahmad, yang juga salah satu peneliti World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, berkata penolakan masyarakat terhadap teknologi baru Wolbachia bisa dipahami.

Berdasarkan penelitian dan penilaian 20 pakar ternama di Indonesia menyatakan risiko dari teknologi Wolbachia dalam 32 tahun ke depan relatif bisa diabaikan.***

 

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah