Berbagai kondisi yang bisa terjadi saat mengandung bayi kembar

- 25 Februari 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi - Ibu hamil sedang mengandung bayi kembar.
Ilustrasi - Ibu hamil sedang mengandung bayi kembar. /Pexels/Mikotoraw/

 

WartaBulukumba -  Untuk meminimalkan berbagai risiko komplikasi karena memiliki bayi kembar dalam kandungan lakukan kontrol selama kehamilan.

Konsultasikan ke dokter untuk mastikan kehamilan berjalan dengan lancar,  karena mengandung bayi kembar berbeda dengan mengandung dengan satu bayi.

Meskipun banyak ibu hamil yang bisa menjalani kehamilan dengan lancar, namun berbagai kondisi bisa saja terjadi, karena setiap ibu berbeda.

Baca Juga: Berikut penyakit reproduksi wanita yang berisiko mempersulit kehamilan

Tidak sedikit ibu yang mengandung bayi kembar mengalami keluhan atau komplikasi selama kehamilan.

Berikut ini beberapa keluhan atau kondisi yang bisa dialami oleh ibu dengan bayi kembar dalam kandungan, dikutip WartaBulukumba.com dari Alodokter.

Mual dan muntah hebat

Kondisi mual dan muntah saat hamil bayi kembar, biasanya lebih parah pada trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

Baca Juga: Hamil diatas usia 30 tahun? Lakukan tips berikut untuk mengurangi risiko kehamilan

Hal ini terjadi karena kehamilan kembar membuat kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang lebih tinggi.

Namun, tidak perlu khawatir karena masa-masa mual dan muntah ini biasanya hanya berlangsung selama 3–4 bulan.

Berat badan naik secara signifikan

Secara umum, ibu yang hamil dengan bayi kembar akan mengalami kenaikan berat badan lebih banyak dibandingkan ibu hamil bayi tunggal.

Baca Juga: 6 keluhan saat kehamilan trimester kedua yang umum dirasakan ibu hamil

Kondisi ini dapat terjadi karena ibu hamil mengandung dua bayi, memiliki cairan ketuban yang lebih banyak, serta membutuhkan porsi makan Bumil yang bertambah.

Meski demikian, Bumil tetap perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai penambahan berat badan yang normal  selama kehamilan.

Gerakan bayi pada masa awal kandungan

Bila kehamilan dengan bayi kembar adalah kehamilan pertama, biasanya pergerakan atau tendangan janin akan mulai terasa pada usia kehamilan 18–20 minggu, sama seperti pada kehamilan dengan bayi tunggal.

Baca Juga: Hindari terlalu kurus saat hamil, jika tidak ingin mengalami risiko komplikasi kehamilan

tetapi bisa saja ibu hamil  dapat merasakan pergerakan bayi lebih awal  bila sudah pernah hamil sebelumnya.

Karena pada kehamilan kedua atau seterusnya, Bumil lebih peka dalam membedakan pergerakan janin dengan pergerakan saluran cerna.

Risiko mengalami preeklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berbahaya dan perlu segera ditangani. Preeklampsia ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan pembengkakan pada tangan serta kaki, bahkan dapat menyebabkan kejang dan membahayakan nyawa ibu maupun janin.

Baca Juga: 5 tips menjalani kehamilan sehat di usia tua

Salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia saat hamil adalah kehamilan dengan bayi kembar.

Untuk itu dianjurkan memerikasakan kehamilan secara rutin,guna mencegah komplikasi akibat preeklampsia, 

Keluar flek lebih sering

Mengandung bayi kembar bisa membuat Bumil mengeluarkan bercak atau flek darah lebih sering selama trimester pertama.

Baca Juga: Bagaimana cara mengatur jarak kehamilan yang dibolehkan? Simak penjelasan Buya Yahya

Namun, Bumil tetap perlu waspada bila flek yang keluar disertai dengan gumpalan darah, darah sangat banyak seperti saat haid, dan disertai dengan kram perut. Hal ini bisa menjadi tanda awal keguguran.

Risiko mengalami diabetes gestasional

Diabetes yang terjadi selama masa kehamilan, dan berlangsung hingga proses melahirkan disebut diabetes gestasional.

Ibu yang memiliki bayi kembar dalam kandungan memiliki risiko mengalami diabetes gestasional 2 kali lebih besar daripada kehamilan dengan bayi tunggal.

Baca Juga: Amankah mengonsumsi kepiting saat hamil? Berikut penjelasannya

Bila mengalami diabetes gestasional, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi obat pengontrol kadar gula darah yang diresepkan dokter, mengubah pola makan, serta rutin melakukan kontrol gula darah bersama kontrol kehamilan.

Pertumbuhan janin terhambat

Pada kehamilan bayi kembar, risiko terjadinya keguguran maupun ‘janin menghilang’ lebih besar akibat ketidakseimbangan asupan nutrisi pada satu bayi dibandingkan bayi yang lain.

Bayi kembar identik lebih sering mengalami kondisi ini karena mendapatkan nutrisi dari satu plasenta yang sama.

Baca Juga: 4 manfaat lain jahe untuk kesehatan, salah satunya mengatasi morning sickness bagi ibu hamil

Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa mengalami twin to twin transfusion syndrome  (TTTS) yang menyebabkan salah satu janin tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan yang lain.

Melahirkan dengan operasi caesar

Anda keliru, bila berpikir bahwa kehamilan kembar pasti akan melahirkan secara caesar, Faktanya, hampir 40% ibu hamil dengan kehamilan kembar dapat melahirkan secara normal.

Meski demikian, operasi caesar mungkin disarankan oleh dokter ketika ada kondisi medis tertentu, seperti salah satu bayi dalam posisi sungsang atau letak plasenta rendah. Dalam kondisi ini, dokter akan menyarankan Anda untuk melahirkan dengan operasi caesar.

Baca Juga: Selain perubahan hormon berikut penyebab sariawan saat hamil

Setelah mengetahui berbagai risiko hamil bayi kembar, Bumil harus lebih mewaspadai kondisi yang berbahaya dan segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat bila mengalaminya.

Selain itu, ibu hamil dengan bayi kembar wajib mengonsumsi makanan bergizi, mencukupi kebutuhan air minum, dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai kondisi masing-masing.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: Alo Dokter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah