Rasa lapar dan dahaga datang lagi setelah 2-4 jam sahur? Ini penjelasan pakar Unhas

- 15 April 2021, 00:37 WIB
Ilustrasi rasa lapar.
Ilustrasi rasa lapar. /Pexels/cottonbro

WartaBulukumba - Sebuah hormon bergegas memberikan laporan kepada otak bahwa lambung sudah kosong melompong dan melakukan isyarat untuk diisi. 

Sebagai bentuk respon alami setelah empat jam ini, tubuh mengeluarkan cadangan berupa glikogen yang biasanya tersimpan dalam tubuh tergantung jenis dan kuantitas makanan.

Proses itu diuraikan dokter spesialis gizi klinik lulusan Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Tirta Prawita Sari.

Baca Juga: The Rock serius ingin mencalonkan diri menjadi Presiden AS

Ia menjelaskan kondisi yang terjadi dalam tubuh saat Anda berpuasa, termasuk alasan terkadang merasa lapar 2-4 jam setelah makan sahur. 

Dilansir WartaBulukumba dari Antara, Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi itu menjelaskan bahwa rasa lapar yang muncul setelah 2-4 jam setelah sahur biasanya karena makanan ada dalam tubuh mulai habis dan insulin dalam tubuh turun.
 
"Saat sahur, 2-4 jam kemudian merasa lapar. Ini penanda makanan habis, insulin turun lagi. Ada hormon yang memberitahu otak bahwa lambung sudah kosong dan menuntut untuk diisi. Setelah 4 jam responnya, mengeluarkan cadangan yakni glikogen. Cadangan ini biasanya habis dalam 12 jam, setelah itu glukagon berkerja mencari dan memecahkan cadangan energi dari sumber lainnya dan paling banyak sekali dalam tubuh adalah lemak," tutur Tirta dalam sebuah diskusi  belum lama ini.

Baca Juga: Lagu-lagu dari album 'Nour Ala Nour' Maher Zain mengalun di semua layanan streaming sebelum Idul Fitri

Saat puasa memasuki 10 jam lemak mulai dipecah sehingga kadarnya akan mulai meningkatt dan dua jam kemudian atau kondisi 12 jam berpuasa sampai pada titiknya. 

Inilah alasan Anda merasa ada gelombang lapar, kemudian normal lagi, kembali lapar lalu merasa baik-baik saja dekat-dekat waktu berbuka puasa..

"Karena setelah 12 jam asam lemak yang menjadi pecahan sumber energi mulai mencapai puncak sehingga energi lagi bagus-bagusnya makannya segar lagi," terang Tirta.  

Baca Juga: Spesial Ramadhan dan Lebaran, Telkomsel optimasi jaringan wilayah perumahan

Tirta mengatakan, berpuasa diyakini dapat mengobati resistensi ini, menyebabkan insulin yang tadinya resisten menjadi sensitif kembali sehingga keseluruhan proses metabolisme dalam tubuh bekerja lebih baik. Insulin yang resisten merupakan masalah dan menjadi penyebab kejadian peradangan dalam tubuh. 

Di sisi lain, kegiatan yang menjadi rutinitas umat Islam selama Ramadhan itu juga bisa menjadi sarana detoksifikasi mengatasi bad habit misalnya merokok, kopi berlebihan dan bahan-bahan kimia yang sifatnya stimulatif. 

"Berpuasa juga merupakan salah satu modalitas yang kita pakai untuk mengatasi masalah-masalah inflamasi dan lainnya. Pemain penting dalam tubuh yang menjadi penyebab berbagai faktor inflamasi yakni insulin dan ladar gula darah. Keduanya back to back, ketika gula darah naik insulin juga akan naik," kata Tirta. 

Halaman:

Editor: Nurfathana S

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah