203 hari perang di Gaza: Pasukan Israel Penjajah hanya bisa 'melawan' anak-anak, wanita dan lansia

- 27 April 2024, 14:45 WIB
Ilustrasi perang di Gaza -
Ilustrasi perang di Gaza - /Poster Brigade Izzuddin Al Qassam Hamas

Pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya, yang mengatakan bahwa pihaknya ingin bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk membentuk suatu pemerintahan di Gaza dan Tepi Barat.

Hayya lanjut menambahkan bahwa Hamas bakal menerima "negara Palestina yang berdaulat penuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza dan kembalinya pengungsi Palestina sesuai dengan resolusi internasional", seperti dikutip New Arab.

Ia juga menegaskan jika hal tersebut mungkin terjadi, eksistensi Hamas dan sayap-sayap militernya di berbagai wilayah bakal dibubarkan.

"Semua pengalaman orang-orang yang berperang melawan penjajah, ketika mereka merdeka dan memperoleh hak-hak dan negaranya, apa yang dilakukan kekuatan-kekuatan ini? Mereka berubah menjadi partai politik dan kekuatan tempur yang membela mereka berubah menjadi tentara nasional," ucap Hayya.

Anggota Dewan Legislatif Palestina Mustafa Barghouti menyebut ia tak yakin Hamas akan melakukan hal itu. Tetapi jika terbukti benar maka langkah tersebut bakal berdampak besar bagi Palestina.

Sebelumnya, Hamas kerap menolak solusi dua negara karena tak terima bila harus hidup berdampingan dengan Israel Penjajah.

Kelompok milisi yang menguasai sebagian besar wilayah Palestina tersebut juga tidak ingin Israel Penjajah yang menguasai Jalur Gaza hingga Tepi Barat memanfaatkan peluang kemerdekaan Palestina sebagai langkah politiknya lebih lanjut.***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah