203 hari perang di Gaza: Pasukan Israel Penjajah hanya bisa 'melawan' anak-anak, wanita dan lansia

- 27 April 2024, 14:45 WIB
Ilustrasi perang di Gaza -
Ilustrasi perang di Gaza - /Poster Brigade Izzuddin Al Qassam Hamas

Sementara itu, Brigade al-Mujahidin menyebutkan bahwa pejuang perlawanan menyerang pos komando militer musuh di pemukiman Re'im dengan serangan roket sebagai tanggapan atas agresi Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

Media Militer Brigade al-Qassam juga merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Perlawanan menembak seorang perwira Israel Penjajah di Beit Hanoun di bagian paling utara Jalur Gaza.

Demikian pula, Brigade al-Mujahidin juga mengumumkan menargetkan pasukan musuh di poros Netzarim dengan mortir berat.

Sebelumnya, Brigade Nahal dari IDF telah mundur dari Jalur Gaza dan digantikan oleh Brigade Lapis Baja ke-679 dan Brigade Infanteri ke-2.

Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan Zionis di Gaza bertambah menjadi 34.356 jiwa.

Ribuan korban masih berada di jalanan dan di bawah reruntuhan ketika pasukan Israel Penjajah terus menghalangi warga dan tim penyelamat untuk menjangkau mereka.

Perkembangan diplomasi internasional

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut Indonesia tetap berpegang teguh dalam mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB, meski sebelumnya resolusi keanggotaan tersebut diveto oleh AS dalam rapat DK PBB. Hal itu dikatakan Menlu saat dijumpai di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, dikutip dari Antara.

Pihak Hamas mengatakan mereka berjanji untuk meletakkan senjata jika negara Palestina terbentuk. Bahkan, mereka siap berubah menjadi partai politik asal Palestina resmi merdeka.
Seorang pejabat tinggi pada biro politik Hamas mengatakan kelompoknya siap menyepakati gencatan senjata selama lima tahun atau lebih dalam perang melawan Israel. Diketahui, perang kini berkecamuk di Jalur Gaza.

Hamas juga bersedia meletakkan senjata, membubarkan sayap bersenjata mereka, dan berubah menjadi partai politik, jika negara Palestina yang merdeka telah berdiri dengan didasarkan pada garis perbatasan sebelum tahun 1967.

Pernyataan itu disampaikan oleh Khalil al-Hayya yang merupakan pejabat tinggi politik Hamas dalam wawancara dengan Associated Press pada Rabu waktu setempat. Sampai saat ini, perundingan gencatan senjata Gaza mengalami kebuntuan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah