Suara deru ambulans masih terdengar samar. Tim penyelamat berusaha keras menjangkau korban yang terperangkap di bawah reruntuhan dan terluka yang terbaring tak berdaya. Namun, rintangan terus menghadang.
Sementara itiu, pasukan pendudukan Israel Penjajah terus menghalangi upaya kemanusiaan, menambah derita yang sudah tak terhitung banyaknya.
Baca Juga: Semakin banyak anak-anak Palestina yang meninggal karena kelaparan
Gejolak Laut Merah
Maersk mengatakan akan menghindari Laut Merah meskipun operasi keamanan UE.
Perusahaan pengiriman tersebut dalam sebuah pernyataan di situs webnya mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa perusahaan pengiriman lain telah melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah atau mengumumkan rencana untuk melanjutkan pelayaran.
"Kami tetap melakukan penilaian sendiri bahwa situasi saat ini tidak memungkinkan kami untuk membuat keputusan serupa," katanya.
Maersk, salah satu perusahaan pengiriman kontainer terbesar di dunia, menghentikan lalu lintas Laut Merah pada tanggal 5 Januari dan sejak itu mengalihkan kapal-kapal melalui Tanjung Harapan.
Misi angkatan laut UE di Laut Merah selatan diluncurkan pada bulan Februari untuk membantu melindungi jalur perdagangan maritim kunci dari serangan drone dan misil oleh kelompok Houthi Yaman.
Pihak milisi Houthi mengatakan mereka telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel Penjajah untuk membantu mengakhiri perang di Gaza.***