Rusia dan China mem-veto rancangan AS dukung Israel Penjajah serang Rafah

- 23 Maret 2024, 00:53 WIB
Seorang Ayah menyiapkan makanan untuk buka bersama keluarganya di Rafah (13/03)
Seorang Ayah menyiapkan makanan untuk buka bersama keluarganya di Rafah (13/03) /Mohammed Salem/Reuters

WartaBulukumba.Com - Reruntuhan Gaza terus bertambah di bulan suci Ramadhan. Sementara Rafah juga menggigil di musim dingin dan kelaparan, hingga ancaman serangan terbaru.

Agresi menyala tak henti dalam hunjaman rudal dan bom Zionis. Dalam genosida tak terperikan, ancaman yang juga nyata adalah derita kelaparan rakyat Palestina di bulan suci.

Rusia dan China memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Ramadhan di Palestina: Berbuka puasa dengan pakan ternak, shalat tarawih di reruntuhan masjid

Rancangan AS adalah "lampu hijau efektif bagi Israel untuk melancarkan operasi militer di Rafah," kata utusan Rusia untuk PBB, dikutip dari Al Jazeera pada Jumat, 22 Maret 2024.

Di Tel Aviv, Menteri Luar Negeri AS Blinken mengatakan pemimpin Israel Penjajah berisiko kehilangan dukungan secara global jika mereka memerintahkan serangan darat di Rafah.

Sementara itu, kebiadaban terbaru pasukan pendudukan Israel Penjajah, mereka dengan keji membantai sembilan keluarga di Jalur Gaza. Dalam sekejap, 82 jiwa Palestina terjatuh, disertai 110 korban luka dalam kekejaman itu. 

Baca Juga: Ngeri! Pidato Abu Ubaidah mengingatkan umat Muslim tentang dahsyatnya Perang Badar di bulan Ramadhan

Laporan WAFA pada Jumat, otoritas kesehatan menyetakan lebih dari 32.000 warga Palestina menjadi martir, dengan lebih dari 74.000 orang lainnya terluka. Di antara para korban, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak yang tak berdosa.

Suara deru ambulans masih terdengar samar. Tim penyelamat berusaha keras menjangkau korban yang terperangkap di bawah reruntuhan dan terluka yang terbaring tak berdaya. Namun, rintangan terus menghadang.

Sementara itiu, pasukan pendudukan Israel Penjajah terus menghalangi upaya kemanusiaan, menambah derita yang sudah tak terhitung banyaknya.

Baca Juga: Semakin banyak anak-anak Palestina yang meninggal karena kelaparan

 

Gejolak Laut Merah

Maersk mengatakan akan menghindari Laut Merah meskipun operasi keamanan UE.

Perusahaan pengiriman tersebut dalam sebuah pernyataan di situs webnya mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa perusahaan pengiriman lain telah melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah atau mengumumkan rencana untuk melanjutkan pelayaran.

"Kami tetap melakukan penilaian sendiri bahwa situasi saat ini tidak memungkinkan kami untuk membuat keputusan serupa," katanya.

Maersk, salah satu perusahaan pengiriman kontainer terbesar di dunia, menghentikan lalu lintas Laut Merah pada tanggal 5 Januari dan sejak itu mengalihkan kapal-kapal melalui Tanjung Harapan.

Misi angkatan laut UE di Laut Merah selatan diluncurkan pada bulan Februari untuk membantu melindungi jalur perdagangan maritim kunci dari serangan drone dan misil oleh kelompok Houthi Yaman.

Pihak milisi Houthi mengatakan mereka telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel Penjajah untuk membantu mengakhiri perang di Gaza.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x