Ramadhan di Palestina: Berbuka puasa dengan pakan ternak, shalat tarawih di reruntuhan masjid

- 12 Maret 2024, 18:06 WIB
Warga Palestina tetap melaksanakan sholat tarawih pertama di antara reruntuhan masjid Al Farooq Kota Rafah tepatnya di Selatan Jalur Gaza.
Warga Palestina tetap melaksanakan sholat tarawih pertama di antara reruntuhan masjid Al Farooq Kota Rafah tepatnya di Selatan Jalur Gaza. /Tangkapan layar Instagram/@abdalla_alattar1999

WartaBulukumba.Com - Memasuki Ramadhan di Palestina adalah melanjutkan kepiluan di sela-sela ledakan dan kematian. Berbuka puasa dengan pakan ternak dan shalat tarawih di reruntuhan masjid!

Dalam sebuah video mengiris hati yang diunggah Khaberni, seorang anak bernama Muayyad Al-Zarabi, satu-satunya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh Zionis terhadap keluarganya, berkata: “Ramadhan datang kepadaku tanpa ibu, orang tua, dan saudara perempuanku... Mereka semua syahid, dan aku tetap tinggal.”

Di tengah nestapa, masa sulit yang tak terperikan, terlihat sekumpulan anak-anak Gaza menyambut gembira bulan suci, ditayangkan AJ Arabic, meskipun derita perang masih terus menyiksa dan di saat Netanyahu sudah menyatakan akan tetap melancarkan serangan darat ke Rafah.

Baca Juga: Semakin biadab! Penjajah Israel sengaja melaparkan rakyat Palestina

Bayi-bayi meninggal karena kelaparan

Pada hari pertama bulan suci Ramadhan, bayi perempuan Walaa Sammour dan bayi perempuan Walaa Ziyada syahid di Rumah Sakit Kamal Al-Adwan, akibat kekurangan gizi dan kurangnya obat-obatan di Jalur Gaza bagian utara.

Sebuah video beredar di X, malam yang panas di lingkungan Yerusalem yang diduduki. Kekerasan pecah di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem yang diduduki antara warga Palestina dan pasukan penjajah Israel.

Dilaporkan Al Jazeera, truk bantuan UNRWA, pembawa harapan dan kelegaan, terpaksa berbalik arah di perbatasan wilayah pendudukan Israel, sebuah adegan yang sarat dengan ironi.

Baca Juga: Hari Perempuan Sedunia tahun ini bertema 'Menginspirasi Inklusi' di saat 8.900 wanita Palestina terbunuh

Di dalamnya, bukan hanya makanan dan pakaian, tetapi alat yang begitu vital: gunting medis untuk kit anak-anak. Philippe Lazzarini, sang komisaris jenderal, dengan nada kecewa namun tegas, menyatakan, "Sebuah truk berisi bantuan baru saja dikembalikan karena terdapat gunting yang digunakan dalam kit medis anak-anak."

Gambaran ini tak sekadar tentang truk yang terhalang, melainkan tentang nyawa-nyawa yang tergantung pada benang tipis bantuan kemanusiaan. Di Jalur Gaza, di mana setiap hari adalah pertarungan untuk bertahan, bantuan itu lebih dari sekadar kebutuhan; itu adalah tali penyelamat.

Namun, apa yang terjadi bukanlah pengecualian, melainkan bagian dari suatu pola yang lebih besar dan lebih suram.

Baca Juga: Demonstran di Mesir: 'Gaza lapar, kalian pemerintah Arab yang pengecut!'

2000 lebih nakes kelaparan

"Sangat sedikit yang datang dan pembatasan semakin meningkat," kata Lazzarini, menambahkan kekhawatiran atas 'standar ganda" penjajah Israel yang menghambat masuknya bahan dasar dan penyelamat nyawa.

Kemenkes Palestina merilis bahwa sekitar 2000 tenaga kesehatan di Gaza kelaparan. Sementara itu WHO laporkan mereka antarkan suplai obat dan makanan ke Rumah Sakit Al-Shifa di utara Jalur Gaza.

Diluar sana, di tempat lain di Deir el-Balah, keheningan malam dirobek oleh ledakan. Delapan nyawa lenyap, tertimbun di bawah reruntuhan rumah keluarga Abu Sinjer, korban dari kekerasan yang tak kunjung usai.

Dan di atas langit, roket-roket menyala, meluncur dari Lebanon ke arah wilayah pendudukan Israel. 

Di dekat Bundaran Kuwait, nyawa-nyawa yang menunggu bantuan hangus oleh kekerasan, menambah daftar panjang korban yang tak berdaya. 

Video dari Middle East Eye, memuat pernyataan mantan calon presiden Perancis Jean-Luc Melenchon yang mendorong generasi muda untuk memprotes “genosida” di Gaza selama protes pro-Palestina.di Paris.

“Bersikaplah berani dan katakan, bahwa generasi Anda, tidak akan terlibat seperti generasi sebelumnya, yang mengabaikan genosida,” seru Jean-Luc Melenchon.

Data Kemenkes Gaza memberitahu dunia bahwa setidaknya 31.112 orang telah tewas dan 72.760 lainnya terluka akibat serangan penjajah Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut informasi terkini dari Kementerian Kesehatan Palestina.

Sebelumnya pada tanggal 10 Maret, menjelang bulan suci Ramadhan, pasukan penjajah Israel membunuh 85 orang dalam serangan militer di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, juga melukai sedikitnya 130 orang.

Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pada hari Ahad bahwa kelompok Palestina masih terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Zionis setelah mediator sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata Ramadhan dalam konflik Gaza.

“Saya katakan dengan jelas bahwa pihak yang memikul tanggung jawab atas tidak tercapainya kesepakatan adalah pendudukan (Israel)… Namun, saya katakan bahwa kami terbuka untuk melanjutkan perundingan,” kata Haniyeh dalam pidatoresminya.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x