Kepada Barat, Erdogan tegaskan Hamas bukan teroris melainkan kelompok perjuangan kemerdekaan Palestina

- 26 Oktober 2023, 06:38 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Hamas bukanlah organisasi teroris, melainkan gerakan pembebasan tanah dan rakyat Palestina.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Hamas bukanlah organisasi teroris, melainkan gerakan pembebasan tanah dan rakyat Palestina. /Foto/Quds Press

Salah satu di antaranya cerita tentang gelang gelang identifikasi. Bukan gelang biasa, melainkan tanda harapan dan keinginan dikenali jasadnya jika mereka gugur.

Pekuburan massal menjadi rumah terakhir bagi yang tak dikenal, hanya diberi nomor sebagai ganti nama. Sudah 6055 Syuhada di Gaza dibunuh Zionis Israel yang juga membunuh 103 warga Palestina di Tepi Barat. 

Baca Juga: Zionis dengan Hamas berbeda versi terkait jumlah tentara Israel yang tewas

Ali El-Daba, seorang ayah berusia 40 tahun, melihat kehancuran yang mengubah jenazah menjadi puing tak dikenal.

Untuk mencegah semua yang ia cintai tewas dalam satu serangan mengerikan, ia membuat keputusan yang memilukan. Bersama istri tercinta, Lina yang berusia 42 tahun, mereka memisahkan anak-anak mereka. Dua putra dan dua putri mereka tetap di Gaza City di utara, sementara Ali pindah ke Khan Younis di selatan bersama tiga anak lainnya.

Di antara gemuruh bahaya, ada keluarga-keluarga yang mengenakan gelang identifikasi, bukan sebagai perhiasan, tetapi sebagai pengingat akan orang-orang yang mereka cintai. Gelang ini adalah napas harapan di tengah kabut perang.

Menghadapi ketidakpastian dan risiko tak terbayangkan, Ali membeli gelang-gelang berwarna biru. Dia mengikatnya erat di pergelangan tangan mereka. Gelang identifikasi ini adalah ikatan yang melekat dalam kegelapan, mengingatkan bahwa keluarga ini adalah satu, terlepas dari jarak yang memisahkan mereka.

"Jika sesuatu terjadi," ujar Ali dengan mata berkaca-kaca, "dengan cara ini, saya akan selalu mengenali mereka," ungkapnya, dikutip dari Reuters pada Kamis.

Gaza Tanpa Listrik dan Bahan Bakar

Gaza kian terjepit dengan layanan rumah sakit yang kini tak berdaya akibat kehabisan sumber daya.

Wartawan BBC di Gaza, Rushdi Abualouf, mengatakan rumah sakit kini telah menutup hampir semua layanannya kecuali instalasi gawat darurat.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah