WartaBulukumba.Com - Dunia menyaksikan mereka melayang di langit dalam jumlah ratusan pasukan paralayang saat menyerang wilayah Palestina yang diduduki Zionis Israel. Mirip adegan game PUBG, dalam pertempuran sengit paling epik sepanjang sejarah perang Hamas-Zionis, Operasi Badai Al Aqsha atau Taufan Al Quds pada 7 Oktober itu memang meremukkan musuhnya.
Pernyataan dukungan terhadap gerakan bersenjata Hamas sebagai bagian perjuangan kemerdekaan Palestina kembali digemakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Tersibak dalam komentar terkuatnya hingga saat ini mengenai kondisi Gaza, mengatakan pada hari Rabu bahwa kelompok militan Palestina, Hamas, bukanlah organisasi teroris tetapi sebuah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah dan rakyat Palestina.
Baca Juga: Membalas serangan Hamas, Zionis Israel bombardir Gaza tanpa henti
Dalam pembicaraan dengan anggota parlemen dari partainya, Partai AK yang berkuasa, Erdogan juga mendesak untuk gencatan senjata segera antara pasukan Israel dan Palestina, serta mengatakan bahwa negara-negara Muslim harus bersatu untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
"Hamas bukanlah organisasi teroris, tetapi sebuah kelompok pembebasan, 'mujahideen' yang berjuang untuk melindungi tanah dan rakyatnya," katanya, dikutip dari Al Arabiya pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Erdogan juga mengkritik kekuatan Barat yang telah menyatakan dukungan untuk tindakan balasan Israel terhadap Hamas, dengan mengatakan bahwa "air mata Barat yang tumpah untuk Israel adalah manifestasi dari kecurangan."
Baca Juga: Hamas menangkap Mayor Jenderal Israel, menyandera banyak tentara dan menguasai markas militer Zionis
Kondisi Gaza Terkini
Sementara itu, di antara puing dan abu, di sela-sela ledakan roket dan bom yang dilesakkan militer Zionis Israel yang seperti sengaja menyasar target warga sipil dan bangunan non militer, di antara seruan Free Palestina di berbagai penjuru dunia, tersingkap cerita memilukan keluarga-keluarga Palestina.