WartaBulukumba.Com - Dalam kedalaman tubuh manusia, invasi virus Nipah dimulai sebagai cerita gelap. Mereka, makhluk mikroskopis tak terlihat, melintasi batas kekebalan, mengecoh sistem pertahanan yang telah lama ada.
Mereka adalah penjelajah gelap, menuju sel-sel yang tak berdosa, membawa perubahan yang tragis. Virus ini merayap, merusak, dan merekayasa ulang kode kehidupan. Mereka mengubah tubuh menjadi medan pertempuran yang tak terlihat, tempat pertarungan antara kehidupan dan kematian terjadi tanpa ampun. Angka kematian akibat virus Nipah jauh lebih tinggi daripada virus corona, demikian pernyataan pemerintah India.
Mengutip India Today pada Jumat, 15 September 2023, pemerintah akan mengamankan 20 dosis lebih obat dari Australia untuk pengobatan virus Nipah.
Baca Juga: Geger! Media asing ungkap dokumen CIA rancang 'revolusi warna' di Indonesia
Saat ini, negara bagian selatan Kerala menyaksikan peningkatan kasus virus Nipah. Direktur Jenderal Dewan Penelitian Kedokteran India (ICMR) Rajeev Bahl pada hari Jumat memperingatkan bahwa angka kematian pada kasus infeksi virus Nipah sangat tinggi dibandingkan dengan infeksi Covid-19.
Dengan meningkatnya jumlah kasus aktif virus Nipah di Kerala, pusat mengumumkan keputusan untuk mengamankan 20 dosis antibodi monoklonal dari Australia untuk pengobatan virus Nipah. Virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Sebanyak enam orang telah terinfeksi virus ini di Kerala, di antaranya dua orang meninggal sebelumnya.
Menurut DG ICMR, secara global, hanya 14 pasien yang terinfeksi virus Nipah di luar India yang telah diberikan antibodi monoklonal. Semua 14 pasien tersebut berhasil bertahan.