Virus Nipah lebih mengancam dibandingkan Covid-19! Benarkah sudah ada kasus di Indonesia?

- 18 September 2023, 15:22 WIB
Ilustrasi tes virus Nipah
Ilustrasi tes virus Nipah /Business-standard.com

Rajeev Bahl menambahkan bahwa antibodi monoklonal hanya dapat diberikan sebagai "penggunaan obat belas kasihan". "Hanya uji coba fase 1 untuk menetapkan keamanan obat telah dilakukan di luar. Uji coba efikasi belum dilakukan. Obat ini hanya dapat diberikan sebagai penggunaan obat belas kasihan," katanya.

Mengenal lebih dekat virus Nipah

Infeksi virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia melalui hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang. 

Baca Juga: Pertemuan hangat Putin dengan Kim Jong Un: Rusia-Korut bakal kerjasama militer hingga luar angkasa?

Dikutip dari laman World Health Organization (WHO) di Who.int, pada orang yang terinfeksi, penyakit ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para peternak.

Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan sedikit wabah di Asia, virus ini menginfeksi banyak hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.

Selama wabah pertama yang diketahui terjadi di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi. Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi kemungkinan besar merupakan sumber infeksi.

Apakah penyakit virus Nipah merupakan penyakit baru?

Jawabannya adlah tidak. Sebagaimana penjelasan di laman Infeksiemerging.kemkes.go.id, virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (CFR: 38,41%).

Sejak tahun 1998 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 kematian di 5 negara (Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, dan Filipina). Sebagian besar kasus (48% atau 336 kasus) dan kematian (58,5% atau 238 kematian) dilaporkan di Bangladesh.

Wabah terkini dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh dengan 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73%). Dari 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus) 

Situasi virus Nipah di Indonesia

Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah