Sudan kian membara dalam perang saudara, negara-negara asing evakuasi warganya

- 23 April 2023, 06:48 WIB
Ilustrasi bendera nasional Sudan.
Ilustrasi bendera nasional Sudan. /Reuters/Umit Bekta/

WartaBulukumba - Ledakan terus terdengar di Khartoum. Dalam pertempuran-pertempuran sengit yang melibatkan dua kelompok bersenjata, Sudan kian menyala.

Sejumlah warga negara asing mulai dievakuasi dari pelabuhan Laut Merah di Sudan pada hari Sabtu, bahkan ketika serangan udara kembali mengguncang ibu kota Khartoum setelah sepekan pertempuran antara komandan yang bersaing yang telah menewaskan ratusan warga sipil di seluruh negara.

Serangan berdarah perang perkotaan telah menjebak banyak orang di ibu kota Sudan. Bandara telah berulang kali menjadi sasaran dan banyak penduduk tidak dapat meninggalkan rumah mereka atau keluar kota ke daerah yang lebih aman.

Baca Juga: Sudan kian membara! Ratusan terluka dan sedikitnya 61 korban tewas

Mengutip Anadolu pada Sabtu, 22 April 2023, seorang warga negara Amerika tewas di tengah konflik militer untuk memperebutkan kekuasaan di Sudan, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Jumat.

Pda Kamis, Pentagon mengatakan bahwa AS sedang mengirim pasukan ke wilayah tersebut menjelang kemungkinan penarikan diplomat AS dari Sudan.

"Proses itu belum selesai, tetapi saya tahu Duta Besar John Godfrey di sana bekerja sangat keras untuk memeriksa apakah dia bisa mempercepatnya," ujar Kirby.

Baca Juga: Menakar kekuatan Jenderal al-Burhan kepala negara de facto militer Sudan yang diguncang kudeta

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer saingan untuk menghormati pernyataan gencatan senjata yang sebagian besar telah diabaikan, dan untuk membuka jalan yang aman baik bagi warga sipil yang melarikan diri maupun untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Mengutip Reuters pada Ahad, Arab Saudi telah melakukan evakuasi warga Teluk dari Port Sudan di Laut Merah, 650 km dari Khartoum. Yordania akan menggunakan rute yang sama untuk warga negaranya.

Negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk warganya dari Djibouti, meskipun tentara Sudan mengatakan bandara di Khartoum dan kota terbesar Nyala di Darfur bermasalah dan tidak jelas kapan itu memungkinkan.

Baca Juga: Tentara Sudan menggempur pangkalan paramiliter dengan serangan udara, tiga pekerja PBB tewas

Seorang diplomat asing yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap untuk dievakuasi melalui udara dari Port Sudan dalam dua hari ke depan. Kedutaan Besar AS memperingatkan orang Amerika bahwa mereka tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Port Sudan dan perjalanan akan menjadi risiko pribadi masing-masing.

Tentara, di bawah Abdel Fatteh al-Burhan dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, sejauh ini gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April.

Menurut data pemerintah Sudan, sebanyak 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, kata Juru Bicara WHO Margaret Harris dalam konferensi pers Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat.

Baca Juga: Tiga teori konspirasi ini 'lawan tanding' isu perubahan iklim

Sementara itu, badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan sedikitnya sembilan anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah. Lebih lanjut Margaret mengatakan bahwa telah terjadi 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan, termasuk 10 serangan sejak 15 April 2023.

“Menurut Kementerian Kesehatan di Sudan, jumlah fasilitas kesehatan yang berhenti beroperasi sebanyak 20. Dan masih menurut angka Kementerian Kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan yang berisiko berhenti adalah 12,” kata Harris, dikutip dari Antara pada Jumat.

Situasi tersebut, kata dia, tidak hanya berdampak pada korban pertempuran, tetapi juga orangorang lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan.***

 

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah