Tiga teori konspirasi ini 'lawan tanding' isu perubahan iklim

- 22 April 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi perubahan iklim - Tiga teori konspirasi ini 'lawan tanding' isu perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim - Tiga teori konspirasi ini 'lawan tanding' isu perubahan iklim / Anja/Pixabay

WartaBulukumba - Pernahkah Anda bertemu dengan pagi di sebuah desa dengan udara terasa berbeda? Di sana wajah jelaga kampung pemilik udara sejuk dan segar menyuguhkan tandus, panas dan kering. Lalu narasi yang ada menyebutkan perubahan iklim.

Para petani yang biasanya sudah mulai bekerja di sawah, kali ini masih berada di bawah rimbunnya pohon besar di halaman rumah mereka. Warga desa memperhatikan bahwa musim hujan tahun ini sangat singkat. Mereka terbiasa dengan pola musim yang teratur, di mana musim penghujan dimulai pada bulan Oktober hingga Februari. Namun, tahun ini musim hujan hanya berlangsung selama dua bulan dan setelah itu iklim menjadi sangat panas dan kering. 

 

Di tengah narasi perubahan iklim, juga merebak beberapa teori konspirasi terhadap isu tersbut. Bahkan sampai menggamit keterlibatan 'elit global' di baliknya.

Baca Juga: Krisis jumlah kelahiran anak, Korea Selatan membutuhkan tenaga kerja asing lebih banyak

Mengutip Newsweek pada 11 Februari 2023, perwakilan Georgia Marjorie Taylor Greene mengatakan Green New Deal dan "kebohongan iklim" adalah "SCAM yang menyia-nyiakan triliunan dolar pembayar pajak dan hanya melayani Tata Dunia Liberal yang memperkaya Klaus Schwab.

Perwakilan Colorado Lauren Boebert mengatakan bahwa kebijakan seperti Kesepakatan Baru Hijau dan Perjanjian Paris "berhasil untuk politisi karier globalis tetapi tidak berhasil untuk orang Amerika sehari-hari."

Andy Biggs, anggota kongres untuk Arizona, mengatakan pada September 2022 bahwa California "pada dasarnya memberlakukan penguncian perubahan iklim", menambahkan: "Ini semua tentang kontrol (lagi)."

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x