Mobil-mobil dibakar di Paris gegara ide Macron soal aturan pensiun tanpa voting

- 17 Maret 2023, 21:56 WIB
Serikat pekerja dan buruh yang kesal mengekspresikan dengan membawa alat protes berupa foto Presiden Emmanuel Macron, 7 Maret 2023.
Serikat pekerja dan buruh yang kesal mengekspresikan dengan membawa alat protes berupa foto Presiden Emmanuel Macron, 7 Maret 2023. /Anadolu/

WartaBulukumba - Emmanuel Macron dalam poster-poster itu benar-benar 'digulingkan' oleh para pengunjuk rasa saat Prancis sungguh-sungguh membara.

Presiden Prancis pada hari Jumat mendapatkan tantangan paling berat terhadap otoritasnya sejak kebijakannya yang kontroversial untuk mendorong perombakan aturan pensiun tanpa voting memicu kerusuhan.

Dilansir dari Reuters pada Jumat, 17 Maret 2023, ribuan orang turun ke jalan, mobil-mobil dibakar di Paris dan kota-kota Prancis lainnya pada malam hari selama demonstrasi.

Baca Juga: Sedikitnya 22 orang tewas termasuk 3 biksu Buddha dalam dugaan pembantaian di biara Myanmar

Serikat pekerja mendesak para pekerja untuk memblokir jalan lingkar Paris pada hari Jumat.

"Sesuatu yang mendasar terjadi, dan itu adalah, segera, mobilisasi spontan terjadi di seluruh negeri," kata pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon.

Perombakan pensiun menaikkan usia pensiun Prancis dua tahun menjadi 64 tahun, yang menurut pemerintah penting untuk memastikan sistem tidak bangkrut.

Baca Juga: Gegara drone jatuh AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan yang tidak biasa

Serikat pekerja, dan sebagian besar pemilih, tidak setuju. Prancis sangat terikat untuk mempertahankan usia pensiun resmi pada 62, yang termasuk yang terendah di negara-negara OECD.

Lebih dari delapan dari 10 orang tidak senang dengan keputusan pemerintah untuk melewatkan pemungutan suara di parlemen.

Sementara 65% menginginkan pemogokan dan protes berlanjut, hasil jajak pendapat Toluna Harris Interactive untuk radio RTL.

Baca Juga: Hari anti-Islamophobia 15 Maret, Imam Shamsi Ali: 'Itu hanya resolusi PBB yang tidak mengikat'

Maju tanpa pemungutan suara "merupakan penyangkalan terhadap demokrasi...penolakan total atas apa yang telah terjadi di jalanan selama beberapa minggu", kata psikolog berusia 52 tahun Nathalie Alquier di Paris. 

Aliansi luas dari serikat-serikat utama Prancis mengatakan mereka akan melanjutkan mobilisasi mereka untuk mencoba dan memaksa putar balik pada perubahan.

Protes membara di kota-kota termasuk Toulon pada hari Jumat, dengan lebih banyak lagi yang direncanakan untuk akhir pekan ini.***

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x