Pelecehan di Ethiopia meningkat, Amerika Serikat desak negosiasi tanpa syarat

- 11 September 2021, 17:06 WIB
Orang-orang berjalan kaki dari daerah pedesaan menuju kota terdekat di mana distribusi makanan yang dioperasikan oleh Lembaga Pertolongan Tigray sedang berlangsung, dekat kota Agula, di wilayah Tigray di bagian utara Ethiopia
Orang-orang berjalan kaki dari daerah pedesaan menuju kota terdekat di mana distribusi makanan yang dioperasikan oleh Lembaga Pertolongan Tigray sedang berlangsung, dekat kota Agula, di wilayah Tigray di bagian utara Ethiopia /Aljazeera/Ben Curtis via AP

"Kami mengutuk semua pelanggaran semacam itu terhadap warga sipil dengan sekuat tenaga dan menyerukan semua pihak dalam konflik untuk menghormati hak asasi manusia dan mematuhi kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional," kata Price.

Tidak ada komentar langsung dari kantor perdana menteri Ethiopia. Juru bicara pemerintah daerah Amhara dan Getachew Reda, juru bicara pasukan Tigrayan, tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Baca Juga: Kebakaran rumah sakit di New York City dan kisah heroik penyelamatan para pasien

Menteri Informasi Eritrea Yemane Gebremeskel mengatakan: "Eritrea dengan tegas menolak tuduhan yang terputus-putus ini. Mengkambinghitamkan Eritrea tidak konstruktif, juga tidak akan melayani kepentingan perdamaian dan stabilitas di kawasan (Tanduk Afrika)."

Perang pecah 10 bulan lalu antara pasukan federal Ethiopia dan pasukan yang setia kepada TPLF, yang menguasai wilayah Tigray.

Sejak itu, ribuan orang terbunuh dan lebih dari 2 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Ditinggal ibunya 10 jam dalam mobil, bocah perempuan 1 tahun ini meninggal

Pertempuran menyebar pada bulan Juli dari wilayah Tigray ke wilayah tetangga Amhara dan Afar, juga di utara negara itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah menyelesaikan penyelidikan bersamanya dengan komisi pelanggaran hak asasi manusia yang ditunjuk negara Ethiopia dalam konflik Tigray, dengan laporan akhir jatuh tempo 1 November.***

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah