Kisah-kisah pilu tak terperikan dari Rumah Sakit Al Shifa Gaza

2 April 2024, 01:13 WIB
Salah satu bukti kekejaman Zionis di Gaza, sesosok mayat warga Gaza di Kompleks Rumah Sakit Al Shifa Gaza. /X.com/@HossamShabat

WartaBulukumba.Com - Dalam reruntuhan yang memeluk sejarah dan ratapan, kisah-kisah pilu tak terperikan terus menetes dari Rumah Sakit Al Shifa Gaza setelah dibom dengan biadab oleh jet tempur Israel Penjajah.

Tim medis, dengan tenaga dan hati yang tertatih, menyusuri reruntuhan, mengumpulkan sisa-sisa tubuh dari mayat-mayat yang menjadi korban kekejaman.

Tubuh mereka yang telah lama tersembunyi, membusuk di balik pasir dan dinding waktu, menjadi saksi bisu keganasan yang mencegah pertolongan medis mendekat selama serangan militer yang tak kenal ampun.

Terlihat dalam video yang diunggah Quds News Network pada Selasa, 2 April 2024, tim medis mengumpulkan sisa-sisa seorang anak yang dibunuh oleh tentara Zionis yang tubuhnya telah membusuk akibat tentara penjajah menghalangi akses personel medis untuk menyelamatkan nyawa selama dua pekan serangan gencar mereka ke Rumah Sakit Al Shifa. 

Baca Juga: Bengis! Jet tempur Israel Penjajah mengebom warga Palestina yang sedang berbuka puasa

Rumah Sakit Al Shifa, yang berdiri megah sebagai fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza, terus bergumul dengan bayang-bayang ancaman.

Serangan tanpa henti, bertujuan melumpuhkan dan merenggut asa dari ribuan warga Palestina yang bergantung pada layanan kesehatan mereka.

Pusat perawatan ini, dengan semua kemampuannya, terus berjuang melawan peluru dan politik.

Baca Juga: Land Day ke 48 tahun: Kelompok-kelompok perlawanan tegaskan penentuan nasib sendiri Palestina

Baju satu-satunya saudaranya yang paling berharga

Dalam sebuah laporan memilukan dari Khaberni, dalam kenangan yang terkoyak, seorang pria Palestina, Tariq Jibril mengingat detik-detik penuh haru saat ia mengais reruntuhan rumahnya.

Ia menemukan baju saudaranya yang robek, ia berusaha menyelamatkannya dari beban reruntuhan dengan kelembutan.

Baju tersebut, penuh dengan gambar dan kenangan, menjadi peninggalan terakhir yang kini disimpan seperti relik suci, mengingatkan pada kisah Yusuf yang dikenal dalam sejarah.

Baca Juga: Gaza kian hancur namun tetap pantang menyerah

"Muhannad punya banyak gambar di baju ini, bukan karena dia suka, tapi tidak ada yang lain Baju yang biasa beliau pakai setiap lebaran ini menjadi baju yang paling berharga dalam hidup saya, dan bagi saya ini seperti baju Yusuf yang mereka lemparkan pada bapaknya, maka beliau memakainya karena melihat. Muhannad tidak punya banyak baju atau sepatu, begitu pula aku dan saudara-saudaraku... Kami biasa memakai segala sesuatu dari satu sama lain, mengambil apa pun yang ada di depan kami dengan tali. Kami tidak memiliki lemari untuk setiap orang. Kami tidak membutuhkan lemari karena kami sering meletakkan pakaian di tali sebelum dijemur," tulis Tariq Jibril.

Pemandangan menyedihkan juga terlihat dari video yang dibagikan oleh Khaberni, di mana seorang gadis kecil menangis, bukan karena permen, tetapi karena ia mengira fotografer adalah ayahnya yang hilang dalam perang.

Diunggah Quds News Network, sebuah video memperlihatkan seorang tentara Israel Penjajah yang bermain musik di tengah reruntuan dan kesedihan yang melingkupi Rumah Sakit Al-Shifa dan diposting di media sosialnya.

Euro-med ungkap fakta dan data mengejutkan

Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med telah menyatakan keterkejutannya atas besarnya pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa dan sekitarnya di Kota Gaza selama dua pekan.

Perkiraan awal menunjukkan bahwa lebih dari 1.500 warga Palestina, termasuk korban jiwa, korban jiwa, dan orang hilang—setengahnya adalah perempuan dan anak-anak—menjadi korban pembantaian tersebut.

Observatorium juga mencatat bahwa setidaknya 22 pasien meninggal di ranjang rumah sakit akibat pengepungan Israel Penjajah dan perampasan perawatan medis yang disengaja.

Pasukan Israel Penjajah secara paksa mengusir lebih dari 25.000 warga sipil Palestina dari rumah mereka di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa. Selain itu, mereka menghancurkan dan membakar lebih dari 1.200 unit pemukiman di daerah tersebut.

"Jika Netanyahu percaya bahwa dengan membunuh anak-anak kita dan membuat anak-anak kita kelaparan, maka kita akan menyimpang dari jalan yang benar, maka dia telah kecewa dan tertipu,” kata seorang pejuang perlawanan Al Qassam Hamas mengirimkan pesan kepada pendudukan dari jantung kompleks pertempurannya di Kota Gaza, dalam video yang diunggah Khaberni di X.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler