Biadab! Tentara penjajah Israel menembaki ratusan warga Palestina kelaparan yang sedang menunggu bantuan

1 Maret 2024, 14:58 WIB
Truk-truk bantuan masuk ke Gaza /ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa/tm/am

WartaBulukumba.Com - Truk-truk berisi bantuan kemanusiaan itu tiba menemui harapan ratusan warga Gaza Palestina ketika tetiba letusan tembakan menggema. Orang-orang yang berhari-hari perutnya tak terisi makanan itu bergelimpangan di tanah berdebu. 

Sedikitnya 112 jiwa warga Palestina telah gugur dan 760 lainnya terluka dalam upaya mendapatkan bantuan kemanusiaan yang sangat mereka nantikan di Gaza.

Lautan manusia menanti konvoi truk di jalur pantai barat daya Kota Gaza, dengan tank-tank penjajah Israel mengawal di kejauhan.

Baca Juga: Zionis memusatkan serangan ke Rafah, tempat pengungsian terakhir warga sipil Palestina

Menurut keterangan militer penjajah Israel, tank-tank mereka hanya melancarkan tembakan peringatan dan tidak menyasar konvoi. Namun, beberapa warga Palestina berpendapat bahwa pasukan penjajah Israel menembak langsung ke arah mereka.

Seorang saksi dari Palestina menyampaikan kepada BBC pada Jumat, 1 Maret 2024 bahwa mayoritas korban meninggal akibat terlindas ketika para sopir truk mencoba bergerak maju.

Rekaman udara milik penjajah Israel memperlihatkan ratusan orang berkerumun di sekitar truk, sementara video yang menggambarkan keadaan secara eksplisit di internet menunjukkan jenazah-jenazah yang dimuat ke truk bantuan yang telah dikosongkan dan juga gerobak keledai.

Baca Juga: Menteri Keamanan Nasional penjajah 'Israel' menyerukan untuk menembak wanita dan anak-anak Palestina

Dengan mengungkapkan angka 112 tewas dan 760 terluka, kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola oleh Hamas menyatakan penjajah Israel telah melakukan pembantaian.

Prancis mengatakan semua fakta harus diungkap terkait penembakan lebih dari 100 warga Palestina saat mereka menunggu pengiriman bantuan.

"Dalam keadaan apa pun, menjadi tanggung jawab penjajah Israel untuk mematuhi aturan hukum internasional dan melindungi distribusi bantuan kemanusiaan kepada populasi sipil," kata juru bicara deputi kementerian luar negeri Prancis, Christophe Lemoine, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari News Sky pada Jumat.

Baca Juga: Serdadu penjajah 'Israel' yang cacat permanen akibat perang di Gaza bisa mencapai 30 ribu orang

IDF membantah 

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan AS masih berusaha menentukan apa yang terjadi dalam insiden konvoi bantuan tersebut.

Juru bicara militer tertinggi IDF, Daniel Hagari, mengatakan pasukannya yang menjaga area tersebut menembakkan tembakan peringatan ke arah kerumunan karena merasa terancam.

"Kami tidak menembaki mereka yang mencari bantuan. Bertentangan dengan tuduhan, kami tidak menembaki konvoi bantuan kemanusiaan, baik dari udara maupun dari darat. Kami mengamankannya agar bisa mencapai utara Gaza," katanya.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB telah merencanakan pertemuan darurat secara tertutup untuk membicarakan insiden ini.

Perancis mengkritik "tembakan oleh tentara penjajah Israe  terhadap warga sipil yang berusaha mengakses makanan" sebagai tindakan "tidak dapat dibenarkan", dan Presiden AS Joe Biden mengungkapkan kekhawatiran bahwa insiden ini akan menghambat upaya perundingan gencatan senjata sementara dalam konflik antara penjajah Israel dan Hamas.

Organisasi kemanusiaan MSF menyatakan kekecewaan mereka dan mendesak adanya "gencatan senjata segera dan berkelanjutan".

Update korban warga Palestina akibat genosida

Insiden ini terjadi beberapa jam sebelum kementerian kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa lebih dari 30.000 orang, termasuk 21.000 anak-anak dan perempuan, telah menjadi korban jiwa di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Sekitar 7.000 orang dilaporkan hilang dan 70.450 lainnya terluka.

PBB memperingatkan tentang ancaman kelaparan yang akan terjadi di bagian utara wilayah tersebut, di mana diperkirakan 300.000 orang hidup dengan pasokan makanan dan air bersih yang sangat terbatas.

Perwakilan dari selusin faksi Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, sedang bertemu di Moskow untuk pembicaraan "antara-Palestina" guna membahas pembentukan pemerintahan yang bersatu.

Berbicara kepada Al Jazeera dari ibu kota Rusia, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina Mustafa Barghouti mengatakan ada perasaan tanggung jawab umum dalam pembicaraan tersebut.

"Saya belum pernah melihat suasana seakrab ini menuju kesatuan seperti hari ini," katanya. "Saya pikir terutama karena orang-orang merasakan tanggung jawab setelah semua pembantaian yang telah dialami rakyat kita."***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler