Network
WartaBulukumba.Com - Ketika layar terbuka dan imaji-imaji menyilaukan mulai memenuhi ruang temaram bioskop, pengalaman sinematik terkadang bukan sekadar tontonan biasa. Anggy Umbara, membawa kita ke dalam realitas lain dalam film Indonesia terbarunya: "Siksa Neraka." Tapi di balik aura kehororannya, film ini mengajukan pertanyaan yang jauh lebih dalam tentang dosa, balasan, dan kiasan neraka itu sendiri.
Siksa Neraka, tidak hanya sekadar perpanjangan dari komik yang sama, namun lebih seperti jendela mengintip ke dalam dimensi moralitas. Kisahnya mengulas penderitaan akibat perilaku buruk di dunia, dan membawanya ke persimpangan moralitas yang membingungkan.
Karya Anggy Umbara mempersembahkan Ratu Sofya, Slamet Rahardjo, Kiesha Alvaro, Ariyo Wahab, Nayla Denny Purnama, Rizky Fachrel, dan Astri Nurdin dalam peran yang mendalam. Mereka membawakan karakter-karakter yang tidak hanya hadir sebagai figur film biasa, tapi juga metafora dari dosa-dosa dan penyiksaan yang terkandung di dalamnya.
Baca Juga: Review film The Marvels: Lucu dan konyol namun ini pendekatan dari dunia komik yang lebih menghibur
Sinopsis film Siksa Neraka
Siksa Neraka menceritakan kisah orang-orang yang mendapatkan balasan penyiksaan di akhirat karena telah berperilaku buruk selama dirinya hidup di dunia.
Pada akhirnya, dosa-dosa yang mereka tumpuk dan abaikan akan menjadi bumerang bagi mereka di neraka. Dalam neraka yang panas, berbagai jenis penyiksaan akan diterapkan pada orang-orang yang memiliki berbagai sifat dan keburukan.
Sesuai dengan dosa mereka, mereka akan menerima tingkat penyiksaan yang berbeda.
Baca Juga: Review film horor 'Saw X 2023': Permainan jebakan dan kematian
Neraka dalam Imaji dan Moralitas
Film ini membuka mata kita terhadap konsekuensi dosa-dosa yang seringkali kita abaikan. Narasi menggambarkan sebuah alam setelah kematian, tempat di mana dosa-dosa kita menjadi pemicu bagi penderitaan yang tak terbayangkan.
