Network
WartaBulukumba - Tidak muda lagi namun kedua musisi senior ini tetap menjadi 'magma' bagi salah satu perhelatan musik terbesar di Tanah Air, Prambanan Jazz Festival 2022.
Legenda yang 'ngejazz', tentu saja. Mus Mujiono dan Deddy Dhukun kerap disebut-sebut sebagai dua tonggak penting dalam perjalanan dan atmosfer musik jazz di Indonesia.
Malang melintang di berbagai genre namun selalu tetap bermuara ke jazz, telah menjadikan Mus Mujiono dan Deddy Dhukun sebagai magnet tersendiri di kancah musik Indonesia khusus di aliran musik yang membutuhkan kepiawaian tinggi dalam improvisasi itu.
Baca Juga: Mereka akan 'berdenting' di Prambanan Jazz Festival 2022, para musisi dari tiga generasi
Deddy Dhukun
Sembilan album musik telah lahir di tangan Raden Deddy Agus Dewantoro, yang lebih dikenal sebagai Deddy Dhukun.
Deddy Dhukun menghirup udara kehidupan pertama kali pada 22 Juni 1958. Musisi yang identik dengan rambut panjang dikuncir ini adalah alumnus dari SMA Negeri 3 Jakarta, seangkatan dengan Fariz RM, Ikang Fawzi. dan Addie MS.
Karir musik Deddy Dhukun bermula saat ia diajak sahabatnya dari SMA, Fariz RM untuk bergabung dengannya, dan kemudian menjadi vokalis dengan lagu ciptaanya berjudul "Manusia dan Tuhannya".
Baca Juga: Prambanan Jazz 2022 usung 'Sewindu Merayakan Rindu'
