Maret romansa campur horor! Rekomendasi film yang tayang di bioskop bulan ini

6 Maret 2024, 05:00 WIB
Poster film Ronggeng Kematian /TIX ID

WartaBulukumba.Com - Maret romansa campur horor! Layar perak sepanjang bulan Maret 2024 menjadi saksi kelahiran kisah-kisah yang teranyam dalam benang waktu dan fantasi. Dari kegelapan hingga terang, dari cinta yang berbunga hingga teror yang menghantui, kanvas dunia perfilman kembali dipenuhi dengan warna-warna cerita yang memikat jiwa.

Masing-masing karya film, bagai permata yang unik, memiliki kilauannya sendiri. Mereka berbicara dalam bahasa sinematik yang kaya, mengajak kita berkelana melewati lembah emosi manusia. Dari kisah-kisah cinta yang mengharukan, komedi yang menggelitik, hingga misteri yang menggugah seluruh indera, tiap film membawa pesan tersendiri yang tak terlupakan.

Saat tirai bioskop terangkat, dan cahaya proyektor mulai menyala, penonton akan diajak untuk menyelami dunia-dunia baru yang sarat dengan pesona. Inilah perjalanan melintasi lanskap imajinasi, sebuah undangan untuk mengalami beragam spektrum kehidupan melalui mata sinema. Mari kita jelajahi satu persatu, film-film yang akan membawa kita pada seribu satu malam di bulan Maret.

Baca Juga: Review dan sinopsis 'Avatar: The Last Airbender': Dia yang kembali setelah seratus tahun

1. "1 CM"

Dari kejauhan Medan, Sumatera Utara, datanglah "1 CM", sebuah karya yang membawa kita ke masa kecil penuh petualangan dan mimpi. Film ini seperti jendela yang terbuka ke dunia anak-anak yang bermain perang-perangan, menggali makna kebhinekaan ras dan agama.

Kisah ini bak pelangi setelah hujan, menunjukkan keindahan dan keharmonisan dalam perbedaan. Dalam arahan Dedy Arliansyah Siregar, pelakon-pelakon muda berbakat seperti Raihan Firjatullah Valendiaz dan Olivia Angeline menghidupkan dunia anak-anak dengan polah mereka yang menggemaskan dan penuh makna.

Film ini bukan sekadar hiburan, namun juga pelajaran tentang persahabatan, toleransi, dan cinta.

Baca Juga: Kontroversi film 'The Da Vinci Code' yang menantang norma dan perspektif

2. "Dua Surga Dalam Cintaku" 

"Dua Surga Dalam Cintaku" mengajak penonton menyelami kisah Arham yang berlabuh di dua hati: Husna, teman masa kecilnya, dan Zilka, yang datang membawa angin perubahan. Kisah ini layaknya perahu di tengah lautan, mengarungi perasaan yang bergejolak, penuh dengan harapan dan keraguan.

Kiki Nuriswan, sebagai sutradara, bersama Boni Faisal dan Atho Al Rahman sebagai penulis, berhasil menciptakan kanvas cinta yang penuh warna. Aliff Alli, Keira Shabira, dan Yuki Kato tidak sekedar memerankan karakter, tetapi menjadi nafas nyata dari cerita yang menggugah.

Baca Juga: The Last Witch Hunter mengungkap rahasia penyihir di dunia modern

3. "Kurban: Budak Iblis" 

"Kurban: Budak Iblis" membawa kita ke dalam teror yang mengejutkan dan mencekam. Kisah Dewi dan anak-anaknya yang pindah ke rumah warisan berubah menjadi labirin misteri dan kehancuran. Seperti bayang-bayang di dinding, teror yang mereka hadapi menyergap dari sudut-sudut yang tak terduga.

Findo Purnomo, sang sutradara, bersama Rebecca M. Bath sebagai penulis, merajut narasi yang sarat dengan ketegangan dan misteri. Adilla Fitri, Inggrid Widjanarko, dan Egy Fedly membawa kisah ini ke dalam relung ketakutan yang paling dalam, seolah menjadi pesan tentang kekuatan dan ketahanan jiwa manusia.

4. "Kukejar Mimpi" 

"Kukejar Mimpi" adalah cerita tentang impian dan harapan. Mimpi, siswi SMA yang ingin menjadi cheerleader, dan perjumpaannya dengan mantan tentara, mengajarkan kita tentang kekuatan mimpi dan persahabatan. Seperti matahari yang menyinari bumi, cerita ini menerangi hati dengan pesan tentang keberanian dan kerja keras.

Indra Gunawan, sang sutradara, bersama Cassandra Massardi, menangkap esensi perjuangan remaja dalam dunia yang penuh tantangan. Aisyah Aqilah dan Raisya Bawazier menjadi bintang yang bersinar dalam narasi ini, menginspirasi setiap jiwa yang berani bermimpi.

5. "Keluar Main 1994" 

Menyelami kenangan masa lalu, "Keluar Main 1994" membawa kita kembali ke masa remaja, dimana mimpi dan kenyataan berbenturan. Kisah ini tentang perjuangan untuk menjadi pemain bola profesional di tengah kurangnya dukungan dari orang tua. Film ini seperti sebuah album kenangan, membawa nostalgia dan pelajaran berharga tentang kehidupan.

Ihdar Nur, sebagai sutradara, dan Elvin Miradi sebagai penulis, berhasil menciptakan dunia yang sarat dengan tawa dan airmata. Arif Brata dan Alisa Safitri menjadi tokoh utama dalam cerita yang menyentuh ini, menggambarkan dinamika persahabatan dan perjuangan meraih mimpi.

6. "Perjalanan Pembuktian Cinta"

Di tengah riuhnya kehidupan, tersembunyi sebuah kisah yang menggugah jiwa. Diadaptasi dari kanvas kisah nyata, berbentang narasi cinta yang tak kenal lelah menghadapi topan kehidupan. Restu orang tua, seperti sinar matahari yang hangat, juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam perjalanan ini.

Adegan demi adegan dalam film ini layaknya sebuah puisi yang mengalir, membawa kita menyelami laut cinta yang dalam dan penuh rintangan.

Di bawah arahan Amrul Ummami, layar perak menjadi kanvas yang merefleksikan kasih tak tergoyahkan. Pelakon-pelakon seperti Dea Annisa dan Teuku Ryan bukan hanya berakting, namun menjelma menjadi nyanyian hati yang menggema di ruang sunyi.

7. "Tanduk Setan"

Dalam lipatan kisah yang penuh misteri, "Tanduk Setan" membawa penonton menyusuri koridor waktu dari kelahiran hingga kemusnahan. Kisah ini bukan sekedar cerita tentang kehadiran susuk, namun juga sebuah perjalanan melintasi hamparan kehidupan yang dilanda teror iblis. Di balik tabirnya, terselip pesan-pesan kehidupan yang mendalam, bak simfoni yang menyayat jiwa.

Bobby Prasetyo dan Amriy R.Suwardi, bagai dua maestro, mengarahkan kisah ini ke dalam labyrin kegelapan dan pencerahan. Pelakon seperti Boy Muhammad dan Nur Mayati menjadi pion-pion yang menghidupkan narasi ini, bermain di panggung alam semesta yang menguak tabir misteri kehidupan dan kematian.

8. "Hantu Polong" 

Berlayar di lautan ketakutan, "Hantu Polong" adalah cerita tentang sekelompok mahasiswa yang terjerumus ke dalam lorong-lorong misteri di Tanjung Pinang. Penelitian yang berubah menjadi serangkaian peristiwa supernatural, membuka pintu menuju rahasia gelap yang terpendam. Kisah ini seperti cermin yang memantulkan wajah ketakutan kita sendiri, teror yang mengintai di setiap sudut hati.

Dengan arahan Amir Mirza Gumay, film ini mengalir seperti air yang membebaskan rahasia dari batu-batu memori. Pelakon-pelakon seperti Ingrid Widjanarko dan Berlliana Lovell menjadi nyala lilin dalam kegelapan, membimbing kita melalui labirin teror yang terhampar luas di dalam narasi.

9. "Bad Boy In Love" 

Menyimpang dari tema kelam, "Bad Boy In Love" adalah sebuah ode untuk remaja yang penuh semangat dan drama. Kisah cinta sekolah yang manis, dipadu dengan perjuangan mencari jati diri dan masa depan. Seperti bunga yang mekar di musim semi, film ini menghadirkan kisah kasih yang segar dan mengharukan.

Dibawah sutradara Hanny Saputra, film ini menjadi kanvas bagi Jeff Smith dan Cassandra Lee untuk melukis cinta dengan warna-warna cerah kehidupan remaja. Sebuah perpaduan antara senyuman dan air mata, cinta dan perjuangan, serta mimpi dan realita.

10. "Kartolo Numpak Terang Bulan" 

Di tengah hiruk pikuk dunia modern, "Kartolo Numpak Terang Bulan" membawa kita kembali ke kehangatan humor Jawa Timur. Kisah yang berpusat di indekos milik Cak Kartolo, menjadi perwujudan tawa dan kenangan. Seperti terang bulan yang menuntun pelaut, film ini menuntun kita ke dunia yang penuh kejutan dan keceriaan.

Ainun Ridho, sebagai sutradara, dan Haikal Damara, sebagai penulis, menyuguhkan sebuah pesta keakraban yang unik. Cak Kartolo dan kawan-kawannya bukan sekedar pelakon, melainkan pembawa pesan kebahagiaan yang autentik, sebuah oase di tengah padang pasir kehidupan yang serius.

11. "Ronggeng Kematian"

Dalam keheningan desa, tersembunyi kisah "Ronggeng Kematian" yang menggugah. Seorang penari ronggeng dan sekelompok mahasiswa yang terlibat dalam KKN, menyelami tradisi yang kaya namun terselubung teror. Film ini bagaikan lukisan yang hidup, dimana warna-warna tradisi berpadu dengan bayang-bayang misteri.

Verdi Solaiman, sebagai sutradara, dan penulis Sukhdev Singh dan Arumi E, berhasil menciptakan tapestri yang kaya akan budaya dan ketegangan. Cindy Nirmala dan Claresta Taufan bukan hanya aktor, tetapi juga penjaga kisah, membawa penonton melewati malam yang penuh dengan tarian maut.

12. "Para Betina Pengikut Iblis: Part 2" 

Sebagai penutup, "Para Betina Pengikut Iblis: Part 2" menjanjikan kelanjutan cerita mistis yang lebih dalam dan menegangkan. Dengan sudut pandang baru, film ini menggali lebih jauh ke dalam alam gaib. Para pemain musim pertama kembali, menyelami labirin yang lebih gelap dari sebelumnya.

Rako Prijanto, sebagai sutradara, membawa kita ke dunia yang tidak hanya hitam dan putih, tapi penuh dengan nuansa abu-abu. Adipati Dolken, Mawar De Jongh, dan Sara Fajira menghidupkan karakter dengan intensitas yang lebih tinggi, membawa penonton ke dalam pusaran konflik batin dan teror gaib.

Dengan ini, film-film yang tayang pada Maret 2024 ini, dari misteri hingga romansa, dari teror hingga tawa, setiap film memberikan nuansa tersendiri, menyajikan mosaik kehidupan yang kaya dan beragam. Saksikan di bioskop kesayangan Anda.***

 

 

 

 

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler