Atika: Seserpih cahaya di timur Bulukumba dari balik aroma bale tapa

- 27 Maret 2024, 00:16 WIB
Atika sedang melayani dan mengobrol dengan pembeli/WartaBulukumba.Com
Atika sedang melayani dan mengobrol dengan pembeli/WartaBulukumba.Com /

Baca Juga: Setakik cerita dari pohon bissa paeng di Bulukumba: Penyelamat petani dan pencipta gula aren berkualitas

Proses pengasapan tradisional

Atika: Seserpih cahaya Bulukumba dari aroma bale tapa /WartaBulukumba.Com
Atika: Seserpih cahaya Bulukumba dari aroma bale tapa /WartaBulukumba.Com

Atika mengolah mengiris ikan, menyiapkan tusukan lidi, hingga proses pengasapan. Keunikan ikan asap Bulukumba ini terletak pada bahan kayu yang digunakan dalam proses pengasapan, menjaga agar ikan matang sempurna.

"Ye sendiri ja kerjakan semua," kata Atika saat ditanya tentang rutunitasnya menjual ikan asap.

Kecintaan masyarakat setempat terhadap juku tapa tidak hanya terbatas pada konsumsi lokal. Bahkan, produk ini telah menjangkau pelanggan internasional, termasuk warga Bulukumba yang bekerja di luar negeri seperti di Malaysia.

Atika menjual ikan asapnya dengan harga Rp20 ribu per tiga potong, dan kepala ikan dengan harga Rp20.000, memberikan nilai ekonomis yang signifikan bagi komunitas lokal.

Usaha ikan asap di Bulukumba, termasuk usaha yang dijalankan oleh Atika, bukan hanya merupakan cara untuk mencari nafkah, tetapi juga simbol kearifan lokal dan warisan budaya. 

Baca Juga: Mengulik potensi dua desa di Bulukumba yang dipilih Bank BRI sebagai Desa BRIlian

Proses pengasapan ikan ini bukan hanya pekerjaan, tapi sebuah seni dan warisan keluarga yang dia junjung tinggi.

Atika, sejak kecil, telah terbiasa dengan aroma asap yang menyeruak dari gubuk tua miliknya. Pengasapan ikan, metode pengawetan yang telah turun-temurun, bagi Atika bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi juga tentang mempertahankan sebuah warisan dan kearifan lokal.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x