WartaBulukumba - Dunia sedang dilanda kebimbangan yang memuncak terhadap vaksin yang sedang menyedot kekhawatiran terparah saat ini, Oxford-AstraZeneca.
Di Inggris, 30 dari 18,1 juta orang dengan vaksin virus corona jenis baru Oxford-AstraZeneca mengalami pembekuan darah. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Otoritas Pengaturan Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA). Tercatat bahwa 7 dari 30 orang ini meninggal pada 24 Maret 2021.
Meski demikian, dinyatakan bahwa saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan hubungan antara pembekuan darah dan vaksin Oxford-AstraZeneca, dan manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.
Baca Juga: Operasi serangan siber Iran kian ganas menarget AS, Israel dan Arab Saudi
Dikutip WartaBulukumba dari Anadolu Agency, Sabtu 3 April 2021, sebuah penelitian sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada hubungan antara kematian dan vaksin, atau apakah kasus tersebut berkembang secara kebetulan.
Dilaporkan bahwa 15,8 juta dosis pertama dan 2,2 juta dosis kedua dari vaksin Oxford-AstraZeneca diberikan di negara itu antara 9 Desember dan 21 Maret.
Beberapa negara Eropa telah menangguhkan atau membatasi penggunaan vaksin dengan alasan menyebabkan pembekuan darah.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar memburu para kritikus online dan memblokir internet
Mengutip Reuters, 1 April 2021, komisi vaksin Jerman, STIKO, merekomendasikan pada hari Kamis bahwa orang di bawah 60 tahun yang telah mendapatkan suntikan pertama vaksin COVID-19 dari AstraZeneca harus menerima produk yang berbeda untuk dosis kedua mereka.