Jumlah warga sipil yang tewas di Myanmar sudah lebih 400 orang

- 27 Maret 2021, 20:52 WIB
Salah satu momen kerusuhan di Myanmar..
Salah satu momen kerusuhan di Myanmar.. /Reuters

WartaBulukumba - Myanmar sejak kudeta 1 Februari adalah hari-hari penuh asap, gas air mata, granat kejut, dan bahkan senjata api yang menyalak keras.

Peluru tajam sudah ikut berbicara. Selongsongnya berceceran di jalanan. Tidak jauh dari ceceran darah anak-anak muda Myanmar yang meregang nyawa.

Memasuki akhir pekan, pasukan keamanan menewaskan lebih dari 90 orang di seluruh Myanmar pada Sabtu 27 Maret 2021, dalam salah satu hari protes paling berdarah sejak kudeta militer bulan lalu. Jumlah itu menambah total 400 orang warga sipil yang tewas.

Baca Juga: Misinformasi Covid-19, Facebook membekukan halaman Presiden Venezuela Maduro

Tindakan keras yang mematikan terjadi pada Hari Angkatan Bersenjata. Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin junta, mengatakan selama parade di ibu kota Naypyitaw untuk menandai acara tersebut bahwa militer akan melindungi rakyat dan memperjuangkan demokrasi.

Televisi pemerintah mengatakan pada hari Jumat bahwa pengunjuk rasa berisiko ditembak "di kepala dan punggung".

Meskipun demikian, para demonstran yang menentang kudeta 1 Februari muncul di jalan-jalan Yangon, Mandalay, dan kota-kota lain.

Baca Juga: Ritual akhir pekan pegiat literasi Satu Atap di Dusun Lajae, Desa Jojjolo

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, 91 orang tewas di seluruh negeri oleh pasukan keamanan pada Sabtu, diberitakan portal berita Myanmar Now.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x