Sudah melebihi 180 orang tewas di Myanmar, asosiasi biksu Budha kecam keras junta militer

- 17 Maret 2021, 14:44 WIB
Ilustrasi saat demonstran lari dari polisi saat melakukan aksi protes kudeta di Naypyitaw, Myanmar.
Ilustrasi saat demonstran lari dari polisi saat melakukan aksi protes kudeta di Naypyitaw, Myanmar. /REUTERS / Stringer/REUTERS

WartaBulukumba - Terkini, sudah lebih dari 180 pengunjuk rasa tewas sejak pasukan keamanan berupaya membungkam gelombang demonstrasi.

Data itu dikeluarkan oleh kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Melansir reuters, Rabu 17 Maret 2021, sebuah asosiasi biksu Budha paling berpengaruh di Myanmar meyerukan kepada junta militer untuk segera mengakhiri kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Baca Juga: Menjelajahi pemikiran Hilyatul, pelajar pegiat literasi Bulukumba yang jadi tamu di Kick Andy

Asosiasi biksu tersebut mengecam keras penyiksaan dan pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah sejak kudeta 1 Februari di negara itu.

Para biksu memiliki sejarah panjang di Myanmar dan berada di garis depan "Revolusi Saffron" 2007 melawan kekuasaan militer.

Ratusan orang berkumpul dengan rambu-rambu protes di Demoso di timur, Pathein di delta sungai Irrawaddy dan Dawei di selatan pada hari Rabu.

Baca Juga: Cek randis, Wabup temukan motor dinas menunggak pajak dan tidak terawat

Penghentian total internet seluler menyulitkan pengunjuk rasa untuk berkomunikasi dan memverifikasi informasi. Sangat sedikit orang di Myanmar yang memiliki akses Wi-Fi.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah