WartaBulukumba - Suster Andre adalah nama baptis yang digunakan oleh Lucis Randon sejak bergabung dengan ordo amal Katolik pada 1944.
Biarawati Perancis ini dinyatakan positif terpapar virus Corona pada 6 Januari lalu di rumah Sainte-Catherine Labouré dekat Toulon bersama 81 orang lainnya dan 10 diantaranya meninggal dunia.
Meski dinyatakan positif terpapar virus, tetapi dia tidak menunjukkan gejala dan keluhan apa pun. Dia bahkan tidak menyadari bahwa dirinya telah terjangkit virus yang mematikan ini.
Baca Juga: Jarak 2 meter, Separatis Papua menembak warga pendatang dari Makassar
Suster Andre bahkan mengatakan dirinya tak pernah takut terjangkit virus ini karena ia tak pernah takut pada kematian.
"Saya tidak takut karena saya tidak takut mati. Saya senang bisa bersama Anda saat ini, tetapi saya ingin di tempat lain; berjumpa dengan kakak laki-laki saya, kakek saya, dan nenek saya,” ujarnya kepada stasiun televisi BFM Prancis, yang dikutip kemabali oleh The Guardian pada Selasa, 9 Februari 2021.
Selama 11 hari lamanya Suster Andre mengisolasi diri di panti jompo tempatnya menghabiskan hari tua. Hidup terpisah dan tanpa interaksi dengan warga di sekitarnya, membuatnya merasa sangat kesepian dan kesendirian adalah satu-satunya keluhan yang dimilikinya selama memulihkan diri.
David Tavella, juru bicara panti jompo, mengatakan bahwa biarawati itu tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut terhadap virus yang menggerogoti tubuh ringkihnya.
Baca Juga: Duka belum usai, Santunan Sriwijaya Air mengalir
“Dia tidak bertanya padaku tentang kesehatannya tetapi tentang rutinitasnya. Dia ingin tahu misalnya apakah waktu makan dan tidur akan berubah. Dia tidak menunjukkan rasa takut akan penyakitnya, bahkan dia lebih mengkhawatirkan warga lainnya,” kata Tavella.