WartaBulukumba - Bumi dan umat manusia tampaknya sedang memasuki fase yang identik dengan berbagai ancaman. Mulai bencana alam, perang, hingga wabah.
Setelah pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan episode terakhir, kini umat manusia harus siap menghadapi ancaman virus baru. Namanya Virus Nipah. Virus tersebut diklaim berpotensi menjadi pandemi besar berikutnya pasca Covid-19.
Baca Juga: Penyakit Jantung penyebab Kang Pipit Pensiun dari 'Preman Pensiun'
Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda menyoroti, bahaya wabah virus Nipah yang terjadi di Cina, dengan tingkat kematian hingga 75 persen.
Infeksi Nipah menyebabkan peradangan otak yang disebut ensefalitis.
US Centers for Disease Control and Prevention memaparkan, masa inkubasi Nipah berkisar antara 5-14 hari, dilanjutkan dengan kemunculan penyakit antara 3-14 hari.
Baca Juga: Penulis Risa Saraswati Senang dapat Kesempatan Vaksinasi Lebih Cepat
Tanda-tanda terinfeksi virus nipah di antaranya, demam, sakit kepala, diikuti rasa kantuk, disorientasi, perasaan linglung, sakit tenggorokan, kelelahan.
Gejala paling parah: ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang hingga kematian.***