Sepenggal cerita 'jalan sunyi' di Bulukumba

19 Oktober 2022, 06:00 WIB
Salah satu pasien yang didampingi Relawan Sosial Mandiri Bulukumba. /Dok. Relawan Sosial Mandiri Bulukumba

WartaBulukumba - Melihat wajah Bulukumba yang utuh tidak pernah kita temui hanya pada acara seremonial dan even-even.

Lantaran wajah Bulukumba yang utuh adalah juga tercetak pada perjalanan-perjalanan 'sunyi' sejumlah aktivis kemanusiaan.

Mereka inlah yang nyaris setiap pagi bergegas-gegas keluar dari sarangnya. Mereka menjemput kasus-kasus kemanusiaan di berbagai sudut Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Miris, sejumlah relawan kemanusian di Bulukumba diduga tertular setelah menolong lelaki penghuni trotoar

Beberapa di antara mereka bahkan ada yang sampai lupa minum kopi atau sarapan pagi.

Mereka kadang begadang sampai shubuh. Menembus hujan dan jarak tempuh ratusan kilometer Bulukumba-Makassar.

Salah satu pergerakan sunyi di Bulukumba dapat ditemui pada geliat Relawan Sosial Mandiri (RSM) di Bulukumba.

RSM merupakan sekumpulan orang yang selalu merawat cinta. Meskipun kerap berjalan menyusuri gang-gang sempit.

Baca Juga: Kisah pilu lelaki renta sebatang kara di Kota Bulukumba yang tinggal di trotoar

Mereka kerap datang di saat orang-orang penuh nestapa di berbagai penjuru di Bulukumba sedang sangat membutuhkan bantuan dan dukungan. 

Pada puluhan kasus kemanusiaan di Bulukumba, tangan mereka terjulur. Mulai pendampingan hingga penggalangan donasi. Di sana ada peduli, berbagi, dan cinta.

Orang-orang tak berpunya, menua, sedang didera sakit, seperti kasus teranyar, lelaki senja bernama Sattu yang menghuni trotoar, tak luput dari sentuhan para aktivis RSM.

Baca Juga: Warga Bulukumba penderita TB Paru ini menghuni rumah panggung yang sudah nyaris runtuh

Bayi-bayi nestapa, anak-anak penuh duka, perempuan-perempuan malang. Sejumlah kasus kemanusiaan itu begitu tebal jika dipindahkanke dalam bentuk lembaran kertas dokumentasi.

Gerakan Relawan Sosial Mandiri

Relawan Sosial Mandiri adalah sekumpulan orang-orang yang datang sebagai individu dan komunitas bahkan lembaga.

Di sana ada orang-orang dari Baznas, Dinsos, dan komunitas relawan. Bahkan di sana ada legislator, jurnalis, influencer dan entah apa lagi yang tak pernah terdeteksi ke permukaan.

Baca Juga: Bulukumba dan 'orang-orang yang berjuang untuk bertahan' sepekan terakhir

Tidak semua media mau meliput kegiatan mereka, terkecuali hanya segelintir jurnalis yang jumlahnya bisa dihitung tak sampai lima jari. 

Relawan Sosial Mandiri sejatinya lebih mirip paguyuban. Hal itu diakui sendiri oleh Andhika Mappasomba, jubir gerakan sosial ini.

"Sebenarnya Relawan Sosial Mandiri itu paguyuban. Tidak ada ketua dan struktur," ungkapnya kepada WartaBulukumba.com pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Baca Juga: Warga kurang mampu di Bulukumba ini menghuni bekas WC umum dan sedang sakit keras

"Bahkan untuk korlap kasus, dipilih perkasus. Tidak punya alamat formal organisasi selain WhatsApp. Tidak punya bendahara dan rekening," tuturnya.

Andhika Mappasomba menguraikan bahwa aturan mainnya sesuai fiqih mustahiq, Al Quran, hadits, sunnah dan sahabat Rasulullah SAW.

"Kekuatannya pada ibadah, zikir, istighfar dan shalawat," ungkapnya.**

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler