Ada lomba katto katto dalam Kenduri Sungai Bijawang 2022 di Bulukumba

- 30 November 2022, 15:39 WIB
Flyer Kenduri Sungai Bijawang 2022
Flyer Kenduri Sungai Bijawang 2022 /Dok. Al Farabi Skuad

WartaBulukumba - Bulukumba di pagi hingga malam hari selalu riuh oleh bunyi katto katto.

Bunyi khas katto katto yang fenomenal itu telah merengkuh nyaris setiap sudut di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Sanggar Seni Al Farabi memasukkan lomba katto katto sebagai salah satu item kegiatan  dalam sebuah even seni budaya tahunan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Kenduri Sungai Bijawang 2022: Seniman dan sejumlah komunitas di Bulukumba bakal merubung 'Kidung Sungai'

Bertajuk Kenduri Sungai Bijawang XI, Permainan Pakyat Katto Katto Fun Competition terbuka secara umum untuk masyarakat Bulukumba.

Dedengkot Al Farabi, Ichdar YN, menjelaskan, para peserta diharapkan membawa sendiri katto katto ke arena lomba.

"Lomba katto katto sebagai permainan rakyat yang kembali tren saat ini kami apresiasi dalam bentuk lomba," tuturnya pada Rabu, 30 November 2022.

Baca Juga: Menyatu dengan semesta, ada kenduri dan kidung di Sungai Bijawang Bulukumba pada awal Desember 2022

Selain lomba katto katto, Kenduri Sungai Bijawang memiliki agenda utama yakni pentas seni berupa tari dan pameran bilah pusaka.

Lomba permainan katto katto dalam Kenduri Sungai Bijawang XI digelar di bantaran Sungai Bijawang di Desa Palambarae, Kecamatan Gantarang, pada 3 Desember 2022.

Sejarah Katto Katto

Permainan katto katto adalah salah satu permainan rakyat global yang pernah tren di Indonesia di era 1980-an. Lalu muncul kembali pada pertengahan 1990-an.

Baca Juga: Buku 'Ngopi Rongg' karya mendiang wartawan senior asal Bulukumba Usdar Nawawi adalah juga nisan

Di Sulawesi, nama lain dari katto katto adalah latto latto. Di luar negeri dikenal dengan sebutan clackers.

Selain clackers, katto katto juga dikenal sebagai clankers, Ker-Bangers, dan banyak nama lainnya dari  mainan yang populer pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.

Pada tahun 1968, muncul model bola kaca temper yang pada akhirnya akan pecah, mengirimkan pecahan kaca ke wajah pengguna dan siapa pun di sekitarnya.

Baca Juga: Festival Kampoeng Karannuang di Kindang Bulukumba, merawat rindu dan cinta pada alam

Pada awal 1970-an, pabrikan mengubahnya menjadi bola plastik yang digantung di setiap tali.

Ketika mereka diayunkan ke atas dan ke bawah, saling membentur dengan sangat kuat, mereka membuat suara "klak" yang keras.

Clackers mirip dengan bolas, sejenis senjata di Argentina.

Baca Juga: Mampukah puisi cegah korupsi dan puisikah puisi itu? Ini hasil bedah sastrawan Bulukumba pada antologi 'SBDK'

Mereka terbentuk dari dua bola polimer padat, masing-masing berdiameter sekitar 2 inci (5 cm), melekat pada tab jari dengan tali yang kokoh.

Pemain memegang tab dengan bola yang tergantung di bawah dan melalui gerakan tangan naik-turun membuat kedua bola berayun terpisah dan kembali bersama, membuat suara klak yang memberi nama pada mainan itu.

Dengan latihan seseorang dapat membuat bola berayun sehingga saling bertabrakan baik di atas maupun di bawah tangan.

Baca Juga: Mengulik Doel dan karya-karya seniman Bulukumba ini dalam pameran tunggal di Yogyakarta

Clackers perna dilarang di Amerika Serikat dan Kanada ketika ada laporan  anak-anak yang terluka saat memainkan permainan ini. Sebab cukup berat dan bergerak cepat, dan terbuat dari plastik akrilik keras, bola kadang-kadang akan pecah saat saling bertabrakan.

Versi clackers yang didesain ulang menikmati kebangkitan di tahun 1990-an.

Desain baru menggunakan plastik modern yang tidak akan pecah dan dua segitiga berlawanan yang berayun bebas yang dipasang pada pegangan, dengan bola pemberat di ujungnya. Mereka sering dijual dalam warna neon cerah sebagai mainan pembuat kebisingan atau bantuan pesta.

Pada 2017, bentuk asli mainan itu dihidupkan kembali di Mesir dan mendapat publisitas di kalangan anak sekolah. Itu menjadi terkenal dengan nama "bola Sisi" mengacu pada testis Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.

Polisi kemudian menangkap 41 penjual kerupuk dan menyita 1.403 pasang mainan yang dianggap menyinggung pemerintah.

Dinamakan 'Chubby's Knackers' (kata kedua adalah plesetan dari 'Clackers') mereka terinspirasi oleh penampilan komik eponim pada September 2010 di Whitley Bay Playhouse di mana Brown mengungkapkan dirinya mengenakan thong yang mengakibatkan buah zakarnya "berayun tertiup angin seperti bunyi klakson".

Terinspirasi oleh pemandangan ini, seorang penonton, seorang tukang ledeng lokal, membeli hak Clackers untuk membuat edisi khusus.

Dibentuk dari testis Chubby yang sebenarnya, edisi khusus menampilkan pembuluh darah dan tekstur yang seperti aslinya.

Edisi 'Chubby's Knackers' secara resmi diluncurkan di pub Magnesia Bank di North Shields pada tanggal 23 Oktober 2011.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x