Network
WartaBulukumba - Budayawan, sastrawan dan kritikus sastra asal Bulukumba, Mahrus Andis, membedah buku ini penuh 'gemulai' tidak hanya dari perspektif sastra namun juga budaya.
Narasi yang diberi judul 'Dinamika Plot Novel 'Maharku; Pedang dan Kain Kafan' Terasa Datar" merupakan catatan penting yang ditorehkan oleh wartawan senior dan penulis asal Bulukumba, Asnawin Aminuddin, dari hasil diskusi buku 'Maharku: Pedang dan Kain Kafan' Jilid 2.
"Salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah cerita adalah konflik. Konflik bisa disebut juga percekcokan, pertentangan atau perselisihan. Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa peristiwa fisik atau batin," tutur Asnawin Aminuddin.
Baca Juga: Catatan dari Diskusi Buku 'Maharku: Pedang dan Kain Kafan, Jilid 2' (2)
Dia membentangkan, bahwa pristiwa fisik biasanya melibatkan aktivitas fisik seperti, ada interaksi antara seorang tokoh cerita dengan sesuatu yang berasal dari luar dirinya, sedangkan peristiwa batin, yakni sesuatu yang berasal dari dirinya sendiri atau peristiwa yang terjadi dalam batin, pemikiran dan hati tokoh dalam suatu cerita.
Kedua bentuk peristiwa itu saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu sama lain.
Konflik adalah kejadian yang tergolong penting dan berfungsi menggerakkan plot (alur cerita), sehingga konflik merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot.
Baca Juga: Catatan dari Diskusi Buku 'Maharku: Pedang dan Kain Kafan, Jilid 2' (1)
Bahkan sebenarnya, yang dihadapi dan yang menyita perhatian pembaca sewaktu membaca suatu karya naratif adalah (terutama) peristiwa-peristiwa konflik, konflik yang semakin memuncak, klimaks dan penyelesaiannya.
