Clackers mirip dengan bolas, sejenis senjata di Argentina.
Mereka terbentuk dari dua bola polimer padat, masing-masing berdiameter sekitar 2 inci (5 cm), melekat pada tab jari dengan tali yang kokoh.
Pemain memegang tab dengan bola yang tergantung di bawah dan melalui gerakan tangan naik-turun membuat kedua bola berayun terpisah dan kembali bersama, membuat suara klak yang memberi nama pada mainan itu.
Dengan latihan seseorang dapat membuat bola berayun sehingga saling bertabrakan baik di atas maupun di bawah tangan.
Baca Juga: Mengulik Doel dan karya-karya seniman Bulukumba ini dalam pameran tunggal di Yogyakarta
Clackers perna dilarang di Amerika Serikat dan Kanada ketika ada laporan anak-anak yang terluka saat memainkan permainan ini. Sebab cukup berat dan bergerak cepat, dan terbuat dari plastik akrilik keras, bola kadang-kadang akan pecah saat saling bertabrakan.
Versi clackers yang didesain ulang menikmati kebangkitan di tahun 1990-an.
Desain baru menggunakan plastik modern yang tidak akan pecah dan dua segitiga berlawanan yang berayun bebas yang dipasang pada pegangan, dengan bola pemberat di ujungnya. Mereka sering dijual dalam warna neon cerah sebagai mainan pembuat kebisingan atau bantuan pesta.
Pada 2017, bentuk asli mainan itu dihidupkan kembali di Mesir dan mendapat publisitas di kalangan anak sekolah. Itu menjadi terkenal dengan nama "bola Sisi" mengacu pada testis Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.