Catatan dari Diskusi Buku 'Maharku: Pedang dan Kain Kafan, Jilid 2' (4)

- 29 November 2022, 12:09 WIB
Sastrawan dan kritikus sastra asal Bulukumba,Mahrus Andis , berbincang dengan pejuang keadilan gende, Lily Rachim
Sastrawan dan kritikus sastra asal Bulukumba,Mahrus Andis , berbincang dengan pejuang keadilan gende, Lily Rachim /Dok. Asnawin Aminuddin

Cita-cita Mati Syahid

Semua orang berhak menyusun program untuk mati syahid. Namun, cita-cita Esti untuk mati syahid demi bangsa Palestina, mungkin sesuatu yang perlu penelusuran.

“Upaya menelisik ideologi di balik cita-cita mati syahid itu, tentu membutuhkan kajian khusus. Dalam ilmu sastra, salah satu pendekatan untuk mengkaji faktor ekstrinsik sebuah cerita dapat dilakukan melalui Strukturalisme Genetik (Lucien Goldmann, 1913-1970),” kata Mahrus.

Di sini, posisi penulis harus dilihat sebagai bahagian dari struktur lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena cerita “Maharku; Pedang dan Kain Kafan” ini sebentuk otobiografi, maka latar belakang Esti selaku istri Bang Maman harus diungkap dari sisi sosiologis, referensial dan historialnya.

“Melalui pendekatan ini, akan memberikan gambaran kepada pembaca tentang koherensi diksi pedang dan kain kafan sebagai simbolisme mahar pernikahan dengan esensialitas cita-cita mati syahid demi bangsa Palestina,” tutur Mahrus.

Di sisi lain, cita-cita Esti untuk mati syahid ternyata terwujud pula. Ia tidak menutup usianya di medan perang membela bangsa Palestina, tetapi ia syahid di medan lain, yakni dalam kerahasiaan Allah Swt.


Esti telah berikhtiar melakukan jihad fii sabilillah dalam versi lain, yakni berjuang menghadapi takdir kematian di saat-saat tuntutan hidup bahagia memuncak bersama suami dan anaknya yang akan lahir.

Dan tentu saja takdir Tuhan yang pasti terjadi. Esti dipanggil menghadap Sang Pencipta bersama anaknya di dalam rahim.

Ia syahid sesuai sabda Rasulullah Saw: “Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena wabah adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Ahmad).

“Hidup mulia atau mati syahid, adalah kalimat yang senantiasa digaungkan oleh sebagian besar umat Islam. Dan Esti, istri Bang Maman, telah menemukan gaung kematiannya di jalan itu,” kata Mahrus.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x