Mengulik sederet fakta mencengangkan di balik 4 karya seniman Bulukumba dalam pembukaan Porprov Sulsel

- 23 Oktober 2022, 20:09 WIB
Pembukaan Porprov Sulsel 2022 Bulukumba-Sinjai pada Sabtu, 22 Oktober 2022.
Pembukaan Porprov Sulsel 2022 Bulukumba-Sinjai pada Sabtu, 22 Oktober 2022. /Tangkapan layar YouTube.com/@SinjaiTelevisi
 
WartaBulukumba - Perjalanan kreativitas yang membumi pada diri seorang seniman Bulukumba, Drs. Muhannis, mengantarkan empat karyanya memonumental dalam pembukaan Porprov Sulsel 2022.
 
Empat karya sastrawan, budayawan dan penulis buku kelahiran Desa Ara di Kabupaten Bulukumba ini telah turut menemani perjalanan kreativitasnya dalam berkesenian dan berkebudayaan selama puluhan tahun mengabdi di Sinjai.
 
"Malam itu kembali menggema menyapa sekaligus dalam durasi 5 jam," tutur Muhannis pada Ahad, 23 Oktober 2022.
 
 
Berikut empat karya Muhannis yang memonumental dan mewarnai kemegahan acara pembukaan Porprov Sulsel di Kota Sinjai pada Sabtu malam, 22 Oktober 2022.
 
1. Tradisi Angngesong
 
Angngesong d igunakan untuk mendapatkan api untuk obor Porprov 2022.
 
Muhannis adalah orang pertama yang menyusun deskripsi tradisi ini sekitar tahun 1997.
 
 
 
Tradisi Angngesong sebenarnya sudah lama dilupakan oleh pemilik budayanya sendiri. 
 
Melalui sebuah catatan usang yang disebut Muhannis sebagai catatan yang hampir karatan, akhirnya tradisi Angngesong kembali diupayakan oleh berbagai kalangan untuk dilestarikan dan terpakai dalam pembukaan Porprov Sulsel.
 
Muhannis mengungkapkan bahwa api Angngesong diarak dengan megahnya berkeliling Sinjai tanpa disadari bahwa catatan untuk mengungkap kisahnya itu telah beberapa kali hampir hilang seiring berjalannya waktu.
 
"Siswa yang mendampingi saya menelusuri tradisi ini telah bergelar Doktor dan sejak lama menjadi Dekan Fakultas Ekonomi di IAIM SINJAI yang bahkan jabatannya sekarang sebagai Warek III," tutur Muhannis.
 
 
Untuk menelusuri kembali tradisi itu, Muhannis bersama siswanya telah menembus medan berat yang sangat tidak bersahabat. Mereka menembus hutan, tanjakan maut, duri, lintah dan lain-lainnya.
 
2. Ehao
 
Ungkapan kata "Ehao" pernah digaungkan lewat karya Karnaval Budaya.
 
Muhannis mengungkapkan, dulunya kata "Ehao" dianggap merendahkan dialek Sinjai namun di malam pembukaan Porprov Sulsel justru digaungkan dengan gagahnya oleh ribuan peserta pembukaan Porprov Sulsel.
 
 
"Di bawah komando pak Gubernur Sulsel dan Bupati Sinjai akhirnya menggelegar kembali yel-yel ini yang pada tahun 1997 silam dianggap oleh orang orang tertentu sebagai bentuk penghinaan kepada orang-orang Sinjai. Sehingga Bupati Sinjai waktu itu dirongrong untuk membatalkan pagelaran Karnaval Budaya yang akan dimainkan dalam Pekan Kebudayaan Sulsel yang saat itu saya ditunjuk oleh Bupati Sinjai
Muh. Roem,SH untuk mengkonsep sekaligus melatih satu kelompok," urai Muhannis.
 
"Tetapi pak Bupati menjawab, tidak akan merubah konsep pak Muhannis dan dia yang bertanggungjawab. Saat itu dalam latihannya, para pemain tidak menyebutkan kata "Ehao" yang sangat khas Sinjai saat latihan karena diancam jika menggunakan kata itu," kata Muhannis.
 
Para peserta, lanjut Muhannis, semuanya murid Muhannis sekitar 75 orang dan telah berjanji bahwa di depan Wakil Presiden dan Gubernur di Makassar akan menggunakan semua konsep dalam latihan dan mereka buktikan.
 
 
"Yang menjadi komandan saat itu justru menjadi Ketua KONI saat ini dan menjadi panitia penyelenggara inti Porprov 2022. Terima kasih nak Suhardiman yang akrab kusapa nak Oddang, anggota Polisi di Sinjai dan nak AliImran, Kepala LAPAS di Pontianak Kalbar yang saat itu mewakili teman-temannya mendatangi saya di rumah dan berjanji untuk menggunakan konsepku dan berpura-pura memainkan sesuai arahan pembenci konsepku," tuturnya.
 
3. Lagu Mars Sinjai Bersatu
 
Lagu Mars Sinjai Bersatu dimainkan oleh Drumband IPDN dalam pembukaan Porprov.
 
Muhannis menuturkan, saat mendengar mars itu dirinya kembali digugah ingatan awal saat dirinya menciptakan lagu itu tahun 1996 silam.
 
 
Lagu Mars Sinjai Bersatu diperdakan oleh DPRD SINJAI dengan nomor 12 tahun 2012 yang dimotori oleh Kabag Hukum Pemda Sinjai sekaligus sebagai kelompok siswa SMANSA yang pertama kali menyanyikan lagu itu pada saat ada perkemahan Pramuka di Sinjai.
 
"Saat itu belum terpikirkan sebuah lagu mars resmi di Sinjai, sehingga saat ada Lomba Cipta Mars Sinjai, sayalah yang paling siap karena telah lama tercipta dan sudah sering direvisi dan akhirnya ditetapkan sebagai juara satu dan tetap terpakai hingga kini," kenang Muhannis.
 
Muhannis mengenang lebih jauh lagi, bahwa lebih kejam lagi  pasca kemenangan itu, saat semua guru seni dari TK sampai SLTA telah dilatih di seluruh kecamatan di Sinjai, muncul kelompok yang tidak terima kemenangan Muhannis dan membuat gerakan gila dengan menyewa pencipta dari Makassar.
 
 
"Mereka merekam dalam bentuk pita kaset dan menyebarkan ke sekolah-sekolah tapi ditolak oleh para guru dan Kepsek yang dimotori oleh Pak Azikin Hasan yang saat itu menjabat sebagai Kandep Dikbud Sinjai. Al Fatihah untukmu pak Azikin yg menjadi pelopor penolakan karya siluman dimaksud. Para guru seni itu merasa karyaku lebih baik apalagi dilengkapi dengan not angka dan balok. Terima kasih pula kepada Petta Rudianto Asapa Bupati Sinjai tahun 2012 yang bersama Kabag Hukumnya, nak Lukman Dahlan yang di saat ini menjabat sebagai Kadis Penanaman Modal Sinjai yang berjuang memperdakan lagu ini bersama Hymne Sinjai yang juga ciptaan saya," beber Muhannis.
 
4. Lagu Laha Bete
 
Lagu Laha Bete menjadi lagu pengiring tarian massal dalam pembukaan Porprov Sulsel 2022.
 
Lagu Laha Bete diciptakan Muhannis di atas perahu bagang di tengah laut saat diundang makan ikan oleh keluarga Andi Maggalatung Asapa tahun 1989, putra Raja Lamatti Sinjai terakhir.
 
 
"Terima kasih kepada Pak Arifuddin Mattotorang Bupati Sinjai waktu itu sebagai cicit dari Besse Langelo Raja Bulobulo Sinjai atau ayah kandung artis ibukota Fadli Padi Band yang juga sebagai mantan anak band ternyata sangat suka dengan lagu ini," ungkap Muhannis.
 
Muhannis lantas menyebut nama-nama seperti Zainal Abidin Ridwan, Direktur Sinjai Info yang merekam lagu Laha Bete untuk yang pertama kali bersama teman-temannyanya.
 
"Terima kasih pula kepada nanda Masra Suyuti yang pertama kali menyanyikan lagu ini dalam kaset serta nak Ade dan kawan-kawan yang mengaransemenlagu Laha Bete," ungkapnya.
 
 
Pada malam pembukaan Porprov Sulsel itu, Muhannis duduk di Tribun Kehormatan.
 
Muhannis mengaku merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya.
 
"Betapa 4 buah karya saya itu dengan kisah yang berbeda-beda, malam itu semua lebur dan larut dalam dekapan rindu, betapa saya pernah menjadi 'seniman kampung' yang bekerja dengan ikhlas demi Sinjai. Alhamdulillah karya saya pernah mewarnai Sinjai dengan segala suka dukanya. Terima kasih untuk semua panitia. Ehao Sinjai," tutup Muhannis.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x