WartaBulukumba - Lagu Buruh Tani begitu lengket dengan para demonstran dalam berbagai aksi demo di Tanah Air.
Setidaknya, sejak tahun 1997 sampai hari ini, "Lagu Buruh Tani" mewarnai nyaris semua aksi demo yang pernah ada di Indonesia.
Tahukah Anda, WBlovers? Ada fakta mengejutkan di balik lagu ini. Ternyata banyak yang keliru terhadap judul lagu ini. Kerap judulnya ditulis "Buruh Tani" padahal judul aslinya adalah "Pembebasan".
Bahkan nama pencipta lagu ini pun tidak banyak yang tahu. Banyak yang mengira bahwa penciptanya adalah Marjinal, sebuah band punk yang memang pernah meng-cover lagu ini.
Baca Juga: Sejarah Hari Musik Nasional 2022, ditetapkan di masa pemerintahan Presiden SBY yang hobi musik
Lagu "Pembebasan" diciptakan pada tahun 1996 oleh Safi'i Kemamang, seorang aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) di Jawa Timur yang bergerak secara bawah tanah.
Safi'i Kemamang sengaja menciptakan lagu "Pembebasan" untuk menyemangati mereka yang tengah berjuang dalam rezim Orde Baru.
Ditakik WartaBulukumba.com dari laman Gramedia, Safi’i Kemamang kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976. Saat lagu Pembebasan dibuat, Safi’i sudah tergabung dengan PRD di wilayah Jawa Timur, yang waktu itu masih bergerak di bawah tanah.
Namun ia terpaksa harus muncul legal saat Komite Nasional Perjuangan Demokrasi (KNPD) dibentuk mengingat tidak ada yang mau, akibat trauma peristiwa KUDATULI atau Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli pada tahun 1996.
Baca Juga: Wayang kulit memiliki tautan sejarah dengan masuknya Islam ke Nusantara
Selain judul lagu yang banyak orang tidak tahu, lirik lagu yang kerap kita dengar pun melenceng dari aslinya. Entah siapa yang mula-mula mengubahnya.
Dari sejumlah video yang diunggah di Youtube, kebanyakan mereka mengambil dari salah satu video versi akustik yang dinyanyikan oleh beberapa laki-laki dan perempuan (tertulis dalam judul video tersebut: Marjinal – Buruh Tani).
Nah, video inilah yang mereka jadikan referensi untuk mengunggah video-video selanjutnya dengan mengambil musiknya saja, lalu mengganti visualnya dengan foto-foto aksi atau video aksi.
Baca Juga: Uang kuno asli dan palsu, bagaimana cara membedakan?
Rata-rata mereka memberi judul pada videonya: Marjinal – Buruh Tani, sehingga akan kita temukan banyak sekali video dengan judul yang sama.
Kalau mereka ingin menyanyikannya sendiri (tidak mengambil musik dari video tersebut), maka pada judul video akan tertulis: “Marjinal – Buruh Tani (Cover: nama penyanyi)” atau “Nama si pembawa lagu – Cover Marjinal”.
Di sini, seolah-olah Marjinal-lah Sang Pencipta Lagu. Dan karena liriknya tidak sesuai dengan aslinya, maka hasilnya pun sama semua.
Baca Juga: 18 alat musik tradisional Indonesia yang mendunia
Begitu pun yang terjadi saat aksi demonstrasi atau asal bernyanyi di segala tempat, orang membawakan lagu tersebut dengan lirik yang tidak sesuai dengan aslinya.
Jadi salah kaprah. Semua seolah berkiblat pada sebuah video dengan judul yang tertulis: Marjinal – Buruh Tani.
Berikut lirik lagu "Pembebasan".
PEMBEBASAN
Ciptaan: Safi'i Kemamang
Buruh, tani, mahasiwa, rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terciptanya masyarakat sejahtera
Terbentuknya tatanan masyarakat
Indonesia baru tanpa Orba (kerap diubah menjadi: korup)
Marilah kawan Mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam Arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
Di bawah kuasa tirani
Ku susuri garis jalan ini
Berjuta kali turun aksi
Bagiku satu langkah pasti..
Berjuta kali turun aksi
Bagiku satu langkah pasti.***