WartaBulukumba - Gempa bumi yang meluluhlantakkan bumi Sulawesi Barat beberapa waktu lalu masih terus menyisakan lara. Masih banyak pengungsi dengan kondisi menyedihkan yang bertahan di tenda-tenda darurat pasca gempa Sulbar.
Getaran magnitudo pada malam Ahad kemarin pun kembali menggoreskan trauma. Banyak yang masih takut untuk pulang ke kediamannya.
Di lokasi pengungsian banyak kelompok rentan yakni balita, ibu hamil, dan ibu menyusui yang harus memerlukan perhatian ekstra. Kondisi itu memicu empati berbagai kalangan. Salah satunya datang dari para relawan Kopel Indonesia.
Baca Juga: Gempa Magnitudo kembali getarkan empat kabupaten di Sulbar
Distribusi bantuan khusus buat balita, ibu hamil, dan ibumenyusui hingga hari ini masih terus dilakukan Kopel di beberapa titik pengungsian. Sejak Senin kemarin 1 Februari 2021 mereka mendistribusikan bantuan di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
"Mereka masih berada di tenda-tenda pengungsian, apalagi setelah gempa susulan kemarin yang dirasakan cukup kuat setelah gempa 6,2 magnitudo sebelumnya menggungcang Sulbar", Kata Jayadi di tengah-pengungsian.
Melihat kondisi pengungsi, khususnya kelompok rentan memang membutuhkan kebijakan ekstra dari pemerintah. Bukan hanya kondisi psikologi mereka di pengungsian, tapi juga keberlanjutan hidup ekonomi mereka pasca bencana.
Dihubungi terpisah, Herman Ketua Yayasan, Kopel Indonesia mengatakan akan tetap memperhatikan kondisi ini pasca bencana.